Sumber: BBC News | Editor: Dikky Setiawan
ESPOO. Nikmat betul menjadi Stephen Elop. Betapa tidak, ia akan menerima pembayaran sebesar US$ 25,4 juta atau lebih dari Rp 250 miliar sebagai bonus atas kepemimpinannya di Nokia.
Uang bonus sebesar itu diberikan kepada Elop sebagai kompensasi dari kesepakatan Microsoft yang akan membeli bisnis handset Nokia.
Berdasarkan kesepakatan itu, Elop akan menerima 18 bulan gaji dan uang dari insentif dan skema pembagian saham.
Elop pindah dari Microsoft untuk mengoperasikan Nokia pada bulan September 2010 dan akan kembali ke ‘mantan majikannya’ yaitu Microsoft, ketika kontraknya di Nokia selesai.
Microsoft akan mendanai 70% pembayaran bonus Elop, yang telah memicu kemarahan pemerintah Finlandia.
Menteri perekonomian Finlandia, Jan Vapaavuori, mengatakan bahwa insenfif buat Elop itu tidak masuk akal. "Saya merasa sulit untuk memahami manfaat dari bonus ini," katanya.
Awal bulan ini Microsoft menyetujui kesepakatan untuk membeli bisnis ponsel Nokia senilai US$ 7,2 miliar. Pembelian direncanakan akan selesai pada awal 2014, ketika sekitar 32.000 karyawan Nokia akan dialihkan ke Microsoft.
Pemegang saham Nokia akan memberikan suara pada kesepakatan pada tanggal 19 November mendatang. Dalam informasi yang diberikan kepada pemegang saham menjelang pertemuan itu, Nokia akan menjelaskan secara rinci kompensasi Elop.
Perubahan strategi
Ketika kesepakatan dengan Microsoft ditandatangani pada 3 September lalu, Elop setuju untuk mundur sebagai CEO Nokia dan mengambil pekerjaan baru di Microsoft ketika kontraknya selesai.
Karena perubahan itu, Nokia mengatakan bahwa ia berhak menerima 18 bulan gajinya di perusahaan itu, seperti yang digambarkan Nokia sebagai "Insentif tunai manajemen jangka pendek” yang bernilai US$ 5,7 juta. Elop juga berhak atas dividen saham senilai US$ 19,7 juta.
Elop memang terbilang CEO jempolan. Ketika menjadi nakhoda Nokia pada September 2010, ia menjadi orang pertama yang bukan berasal dari Finlandia, negara asal Nokia.
Pada Februari 2011, ia mengirim memo peringatan kepada staf untuk menggambarkan Nokia sebagai perusahaan yang berdiri pada "burning platform" karena dikelilingi oleh para kompetitor inovatif yang mengambil pangsa pasar Nokia.
Elop memutuskan bahwa perusahaan harus meninggalkan operasional perangkat lunak untuk smartphone produksinya. Sebagai gantinya, Nokia harus menggunakan teknologi Microsoft.
Nokia lalu meluncurkan Smartphone yang menggunakan software Microsoft pada September 2012. Namun, ponsel itu gagal merebut kembali pangsa pasarnya dari smartphone Apple yang mengoperasikan perangkat lunak Android.