Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BOAO. China nampaknya akan mengocok portfolionya. Penasihat bank sentral China, Senin (9/4) menyatakan, rencananya China akan menginvestasikan dananya dengan bijak. Yakni dengan investasi atas cadangan modal di aset lebih riil. Obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dinilai sudah tak layak lagi dibeli.
"Kami negara dengan penghasilan rendah sekaligus pemilik kekayaan tinggi. Kami harus memanfaatkan modal dengan lebih baik. Daripada berinvestasi di utang pemerintah AS, lebih baik berinvestasi dalam aset nyata," ujar Fan Gang, Direktur Lembaga Penelitian Ekonomi Nasional dan anggota Komite Kebijakan Moneter People Bank of China (PBOC), seperti dikutip Reuters.
Fan di Forum Boao Asia di provinsi Hainan selatan mengatakan, beban utang China merupakan masalah serius meski ini tidak akan mengarah ke krisis keuangan China. Sebab sebagian besar merupakan utang domestik, yang bisa diimbangi dengan tabungan Bank Sentral China.
Utang tersebut harus ditanggung sebagai akibat pananasnya ekonomi sebelumnya. "Masalah ini serius, kami perlu membersihkannya. Kami perlu membatasi risiko keuangan, " ujar Fan.
Beban utang China yang memang sempat meningkat menimbulkan kekhawatiran dan berpotensi memicu krisis keuangan. Fan mengatakan, rasio tabungan China 44% dari PDB. Bagi dia, ini sudah cukup sebagai bantalan untuk menghadapi risiko keuangan. China juga masih ada waktu menstabilkan rasio leverage.
Fan, Minggu (8/4) bilang, China berusaha mengatasi ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Meskipun AS merasa tertekan dengan kebangkitan China.
Senjata perang dagang
Fan mengatakan Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah yang dapat menimbulkan perang dagang atau menghalangi investasi China di negara itu. Cara tersebutuntuk menahan perkembangan pesat China.
Peneliti pemerintah dalam forum Boao mengatakan jika China tidak mungkin menjual kepemilikan obligasi US treasury dalam skala besar sebagai taktik perdagangan melawan Amerika Serikat. "Mengenai apakah China akan mengurangi cadangan devisanya, bagaimana pembuat kebijakan berpikir, saya tidak tahu. Saya pribadi percaya kemungkinannya sangat kecil," kata Zhang.
China memutar dana sebesar US$ 1,17 triliun di US Treasury per akhir Januari 2018. Ini menjadikan China sebagai kreditor asing terbesar AS, sekaligus pemilik obligasi pemerintah kedua terbesar di AS, setelah Federal Reserve.
Data PBOC per Minggu (8/4) memperlihatkan cadangan devisa China US$ 3,14 triliun per Maret 2018.