kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

China Berupaya Memacu Kelahiran Saat Jumlah Penduduk Makin Menyusut


Senin, 28 Oktober 2024 / 18:52 WIB
China Berupaya Memacu Kelahiran Saat Jumlah Penduduk Makin Menyusut
ILUSTRASI. Warga berjalan melalui pusat jajanan yang merupakan bagian dari instalasi lampu Festival Musim Semi menjelang Tahun Baru Imlek di Taman Qinglonghu di Beijing, Tiongkok, 21 Januari 2023. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan perencanaan keluarga dan langkah-langkah pengasuhan anak dalam upaya untuk meningkatkan jumlah kelahiran. Pernyataan dari dewan negara atau kabinet yang dirilis Senin (28/10) ini menyusul penyusutan populasi dalam dua tahun berturut-turut.

Angka kelahiran mencapai rekor terendah tahun lalu di China, yang berpenduduk 1,4 miliar. Tingkat kelahiran di India melampaui China untuk menjadi negara dengan populasi terpadat di dunia.

Dewan negara menyerukan upaya untuk membangun "budaya pernikahan dan melahirkan anak baru" dengan menyebarkan rasa hormat terhadap kelahiran anak, pernikahan pada usia yang tepat, dan tanggung jawab bersama orang tua untuk mengasuh anak.

Langkah-langkah yang ditawarkan adalah asuransi bersalin yang lebih baik, cuti hamil, subsidi dan sumber daya medis untuk anak-anak. Kabinet mendesak pemerintah daerah untuk menganggarkan pusat penitipan anak dan memungut pajak dan biaya preferensial untuk layanan tersebut.

Baca Juga: Ini 15 Negara dengan Tingkat Kesuburan Paling Rendah di Tahun 2024

"Mendukung persalinan pada tahap ini sangat penting," kata Yang Chang, kepala analis kebijakan di Zhongtai Securities Research Institute seperti dikutip Reuters. Dia menambahkan bahwa pengumuman hari Senin ini akan menjadi contoh bagi langkah-langkah di masa mendatang.

Dukungan kebijakan menjadi kunci untuk membantu membalikkan tren penurunan kelahiran. Pasalnya, jumlah perempuan usia subur antara 15 dan 49 tahun kemungkinan akan menurun. Selain itu, keinginan untuk memiliki anak diprediksi tidak akan meningkat dalam waktu dekat.

Meskipun China menghentikan kebijakan satu anak yang telah berlaku selama 35 tahun pada tahun 2015, negara itu telah berjuang keras untuk menaikkan angka kelahiran.

Pendidikan merupakan bidang lain yang menjadi sasaran. Pemerintah daerah diminta untuk meningkatkan bantuan keuangan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Pemerintah menyebutkan ini sebagai "perluasan bertahap cakupan pendidikan gratis".

Baca Juga: China Anggarkan 4 Triliun Yuan Biayai Proyek Properti

Pemerintah daerah juga diminta untuk membantu meringankan beban perumahan dan pekerjaan, dengan memberikan lebih banyak dukungan bagi keluarga dengan banyak anak untuk membeli rumah. Ada pula rencana untuk meningkatkan perlindungan bagi ibu hamil dan ibu baru di kalangan pekerja.

Kabinet mengatakan, menyiapkan platform nonkomersial bagi kaum muda untuk berteman, berkencan, dan menikah merupakan cara lain untuk mendorong kelahiran.

Rencana kebijakan yang diambil pada hari Senin mengikuti survei bulan ini oleh pejabat kesehatan yang berupaya memahami faktor-faktor yang mengatur sikap terhadap kelahiran anak dan ketakutan akan memiliki keturunan.

Selanjutnya: Rupiah Melemah Tembus Rp 15.700 Per Dolar AS, Ini Sentimen yang Menyeretnya

Menarik Dibaca: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Menkomdigi Dorong Digitalisasi Bersama



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×