Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan bahwa negaranya akan tetap menggunakan militer untuk menekan aktivitas Filipina di Laut China Selatan, yang oleh Beijing dianggap ilegal.
Kantor berita nasional China, Xinhua, pada hari Kamis (21/12) melaporkan, Wang melakukan dialog dengan sejawatnya dari Filipina, Enrique A. Manalo, melalui telepon pada hari Rabu. Pada momen itu, Wang menegaskan bahwa China akan bertindak dengan keras apabila Filipina terus menimbulkan masalah.
Baca Juga: Ini Peringatan China ke Filipina atas Kesalahan Perhitungan di Laut China Selatan
"Wang memperingatkan bahwa jika pihak Filipina salah menilai situasi, mengambil tindakan sendiri, atau bahkan berkolusi dengan kekuatan eksternal yang mempunyai niat buruk untuk terus menimbulkan masalah, China akan mempertahankan haknya sesuai dengan hukum dan merespons dengan tegas," kata Wang, dikutip Xinhua.
Kekuatan eksternal yang dimaksud Wang sepertinya merujuk pada Amerika Serikat yang mulai menunjukkan kehadirannya di kawasan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Filipina yang merupakan mitra dekatnya di Asia Tenggara.
China menuduh AS mendorong Filipina untuk memprovokasi China demi tujuan mereka sendiri.
Baca Juga: Kanada Ikut Terseret Konflik China-Filipina, Ini Penyebabnya
Perselisihan China dan Filipina di Laut China Selatan
Peringatan Wang ini keluar menyusul mobilisasi pasukan penjaga pantai dan milisi maritim China untuk memblokir aktivitas kapal-kapal Filipina yang mengirim logistik tentara dan kapal nelayan.
China telah lama mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan. Aksi itu membuat mereka berselisih dengan banyak negara, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei.
Dalam laporan terbaru Xinhua, Wang disebut menuduh Filipina telah mengubah pendirian kebijakannya sejauh ini, mengingkari janji yang telah dibuat, memprovokasi masalah di laut, dan meremehkan hak-hak China yang sah.
Atas dasar itu, Wang meminta Filipina untuk bertindak hati-hati. Terlebih lagi, Wang menyadari bahwa hubungan bilateral China dan Filipina saat ini berada di persimpangan jalan dan masa depannya belum jelas.
Baca Juga: Alasan China & Filipina Kerap Berebut Perairan Dangkal di Laut China Selatan
"Daripada melanjutkan ke arah yang salah, pihak Filipina harus kembali ke jalur yang benar secepatnya, dengan penanganan dan pengelolaan situasi maritim saat ini dengan baik sebagai prioritas utama," tulis Xinhua mengutip pernyataan Wang.
Tensi antara kedua negara ini belakangan semakin tinggi karena gesekan di dekat Second Thomas Shoal yang disengketakan keduanya.
Pada bulan Oktober, penjaga pantai China mengatakan telah terjadi tabrakan kecil antara salah satu kapal mereka dengan kapal pengangkut logistik milik Filipina. Pihak China mengklaim memiliki hak yang legal untuk menghalangi kapal Filipina tersebut.
China mengklaim kapal milik Filipina membawa bahan konstruksi ilegal ke kapal perang. Pemerintah di Manila pun mengutuk manuver kapal penjaga pantai China yang dianggap berbahaya.
Setelahnya, beberapa insiden kerap terjadi hingga saat ini.