kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.741   19,00   0,11%
  • IDX 8.270   28,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.153   3,28   0,28%
  • LQ45 843   1,40   0,17%
  • ISSI 286   0,21   0,07%
  • IDX30 443   2,05   0,46%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 130   0,44   0,34%
  • IDXV30 136   -0,63   -0,46%
  • IDXQ30 141   0,39   0,28%

China Janji Reformasi Aturan Dagang, Dorong Aturan Lebih Adil


Rabu, 05 November 2025 / 11:23 WIB
China Janji Reformasi Aturan Dagang, Dorong Aturan Lebih Adil
ILUSTRASI. Perdana Menteri China Li Qiang menyoroti hambatan yang ditimbulkan oleh pembatasan perdagangan dalam kegiatan bisnis global . (Photo by CFOTO/Sipa USA)No Use China.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri China Li Qiang menyoroti hambatan yang ditimbulkan oleh pembatasan perdagangan dalam kegiatan bisnis global dan menegaskan komitmen China untuk mereformasi sistem ekonomi dan perdagangan dunia, agar aturan dagang menjadi lebih adil, wajar, dan transparan.

Pernyataan tersebut disampaikan Li saat membuka China International Import Expo (CIIE) 2025 di Shanghai, yang berlangsung dari 5-10 November.

Acara ini diluncurkan di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping pada 2018 untuk mempromosikan kredensial perdagangan bebas China dan merespons kritik atas surplus perdagangan negaranya dengan berbagai negara.

Surplus Perdagangan China Terus Meningkat

Meskipun pasokan barang manufaktur China ke dunia terus bertambah, kontribusi negara ini terhadap permintaan global tetap terbatas karena impornya nyaris stagnan. Para ekonom menyebut dinamika ini sebagai salah satu penyebab ketegangan perdagangan internasional dan tekanan deflasi di dalam negeri.

Baca Juga: China Tunda Bea Tambahan 24% untuk Barang AS dan Turunkan Tarif Produk Pertanian

Surplus perdagangan China diperkirakan akan melewati rekor tahun lalu sekitar US$1 triliun, seiring para eksportir mengimbangi penurunan penjualan ke AS akibat tarif yang lebih tinggi dengan meningkatkan penjualan ke pasar lain, meskipun sering kali merugi untuk mempertahankan pangsa pasar.

Data perdagangan terbaru menunjukkan ekspor ke AS turun sekitar 27% pada September dibandingkan tahun sebelumnya, sementara ekspor ke Uni Eropa, Asia Tenggara, dan Afrika meningkat masing-masing 14%, 16%, dan 56%.

Peran Tarif dan Kebutuhan Tata Kelola Global

Li menekankan peran tarif dan pembatasan perdagangan dalam menimbulkan ketegangan global sepanjang tahun ini, yang membuat perlunya penguatan tata kelola perdagangan internasional menjadi semakin mendesak.

Konteks ini muncul setelah Presiden Xi dan Presiden Donald Trump bertemu di Korea Selatan pekan lalu untuk mencapai gencatan tarif sementara.

Baca Juga: Inflasi Filipina yang Terkendali Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga pada Desember

Kesepakatan mencakup pengurangan beberapa tarif AS atas produk China, penghentian beberapa kontrol ekspor, sementara China setuju menunda pembatasan ekspor mineral tanah jarang dan magnet, serta melanjutkan pembelian kedelai Amerika.

Kementerian Perdagangan China menyebutkan lebih dari 155 negara, wilayah, dan organisasi akan berpartisipasi dalam CIIE tahun ini. Lebih dari 4.100 perusahaan asing akan tampil, dengan perusahaan AS menempati area pameran terbesar untuk ketujuh kalinya berturut-turut.

Selanjutnya: China Tunda Bea Tambahan 24% untuk Barang AS dan Turunkan Tarif Produk Pertanian

Menarik Dibaca: Cicilan KPR Berat? Ini Cara Take Over KPR untuk Angsuran Optimal




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×