CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Citi akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia


Kamis, 15 April 2021 / 21:19 WIB
Citi akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia
ILUSTRASI. Citigroup memutuskan akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kabar mengejutkan datang dari Citigroup Inc. Bank asal Amerika Serikat (AS) ini berencana keluar dari perbankan ritel di 13 pasar di Asia dan kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

Citigroup akan memfokuskan perbankan konsumen di empat pusat kekayaan dunia yakni Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.

Langkah ini merupakan bagian dari tinjauan berkelanjutan atas strategi perusahaan oleh Chief Executive Officer Jane Fraser, yang mengambil alih pucuk pimpinan Citigroup pada bulan lalu.

"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," kata Fraser dalam keterangan tertulis yang dikutip dari website Citigroup, Kamis (15/4).

Baca Juga: Lewat Bank Jago (ARTO), Investasi Jerry Ng Melejit Menjadi Sekitar Rp 31,45 Triliun

Nah, Citigroup akan keluar dari waralaba perbankan konsumennya di Australia, Bahrain, Cina, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Hanya saja, Citigroup akan terus melayani di pasar-pasar tersebut kepada pelanggan dari klien institusionalnya, karena tetap pentng bagi jaringan global Citi.

Meskipun memiliki bisnis yang sangat baik di 13 negara tersebut, kata Fraser, Citi tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing.
Ia yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan atau wealth management dan bisnis kelembagaan Citi di Asia.

"Kami akan terus memberikan informasi terbaru kepada Anda tentang keputusan strategis yang kami buat sementara kami bekerja untuk meningkatkan pengembalian yang kami berikan kepada pemegang saham kami,” imbuh Fraser.

Baca Juga: Goldman Sachs berupaya memenangkan pangsa pasar SPAC di Asia



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×