kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Citi akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia


Kamis, 15 April 2021 / 21:19 WIB
Citi akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia
ILUSTRASI. Citigroup memutuskan akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kabar mengejutkan datang dari Citigroup Inc. Bank asal Amerika Serikat (AS) ini berencana keluar dari perbankan ritel di 13 pasar di Asia dan kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

Citigroup akan memfokuskan perbankan konsumen di empat pusat kekayaan dunia yakni Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.

Langkah ini merupakan bagian dari tinjauan berkelanjutan atas strategi perusahaan oleh Chief Executive Officer Jane Fraser, yang mengambil alih pucuk pimpinan Citigroup pada bulan lalu.

"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," kata Fraser dalam keterangan tertulis yang dikutip dari website Citigroup, Kamis (15/4).

Baca Juga: Lewat Bank Jago (ARTO), Investasi Jerry Ng Melejit Menjadi Sekitar Rp 31,45 Triliun

Nah, Citigroup akan keluar dari waralaba perbankan konsumennya di Australia, Bahrain, Cina, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Hanya saja, Citigroup akan terus melayani di pasar-pasar tersebut kepada pelanggan dari klien institusionalnya, karena tetap pentng bagi jaringan global Citi.

Meskipun memiliki bisnis yang sangat baik di 13 negara tersebut, kata Fraser, Citi tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing.
Ia yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan atau wealth management dan bisnis kelembagaan Citi di Asia.

"Kami akan terus memberikan informasi terbaru kepada Anda tentang keputusan strategis yang kami buat sementara kami bekerja untuk meningkatkan pengembalian yang kami berikan kepada pemegang saham kami,” imbuh Fraser.

Baca Juga: Goldman Sachs berupaya memenangkan pangsa pasar SPAC di Asia



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×