kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

CPO diserang Uni Eropa, Mahathir Mohamad ancam beli jet tempur dari China


Senin, 25 Maret 2019 / 16:06 WIB
CPO diserang Uni Eropa, Mahathir Mohamad ancam beli jet tempur dari China


Sumber: AFP | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia Disebut tak akan tinggal diam terhadap rencana Uni Eropa untuk mengekang penggunaan crude palm oil (CPO). Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengancam akan membeli jet tempur dari China ketimbang memilih pesawat buatan Eropa.

Dilansir dari AFP, produsen CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia ini mengancam akan menantang rencana blok Eropa untuk menghentikan penggunaan biofuel di EWTO. Bersama Indonesia, Malaysia telah berselisih dengan anggota parlemen Uni Eropa atas komoditas yang diklaim Eropa telah menyebabkan maraknya deforestasi dan terancamnya satwa liar.

Sebagai balasan dari rencana Uni Eropa tersebut, Mahathir Mohamad menyebut negaranya dapat mencari tempat lain untuk meningkatkan armada angkatan udara seperti dari China atau Rusia. 

Artinya, mereka bisa saja mengurungkan rencana untuk membeli jet Rafale dari Prancis atau Eurofighter Typhoon yang diproduksi bersama oleh sejumlah negara Eropa.

"Jika mereka (Uni Eropa) terus mengambil tindakan yang merugikan kami, maka kami akan membuka opsi untuk membeli pesawat terbang dari China atau negara lain," katanya.

"Jika Malaysia harus membeli jet tempur, kita akan mempertimbangkan jet buatan China," katanya.

Setiap pembatasan minyak sawit Uni Eropa dapat langsung berdampak bagi pelaku bisnis di sektor tersebut baik di Malaysia maupun Indonesia.

Meski bereaksi terhadap langkah Uni Eropa, namun sang perdana menteri mengatakan dia menyebut Malaysia tidak ingin berkonfrontasi. Ia mengakui negaranya masih membutuhkan sejumlah produk dari blok tersebut. 

Di sisi lain, anggota parlemen Prancis baru-baru ini memilih untuk menghapus minyak kelapa sawit dari skema biofuel negara tersebut mulai dari tahun depan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×