Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Kudeta militer Thailad cukup mengguncang kepercayaan terhadap outlook perekonomian di Negeri Gajah Putih tersebut. Namun, para pebisnis dan investor masih tetap optimistis dengan kondisi di Thailand.
"Secara intelektual, kami memang kecewa. Saya telah berdiskusi dengan banyak teman saya di Thailand dan mereka cukup santai. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa ini mungkin saja solusi terbaik pada sirkumtansi saat ini. Saya tidak merasakan ketakutan. Saya pikir saya merasakan kelegaan," jelas Victor Chu, chairman and CEO First Eastern Investment.
Seperti yang diketahui, setelah enam bulan dilanda aksi demonstrasi politik dan dua hari dinyatakan dalam kondisi gawat darurat, pimpinan militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha mendeklarasikan bahwa militer telah mengambil alih pemerintahan pada Kamis malam. Dengan demikian, hingga saat ini, Thailand sudah mengalami 19 kudeta milter di mana 12 di antaranya sukses dilakukan.
"Sebagai investor, saya kemungkinan akan mulai melirik untuk berinvestasi di Thailand karena ekonomi akan kembali stabil dan saya berharap situasi ini hanya sementara saja," papar Chu.
Sementara itu, bisnis perusahaan asing yang beroperasi di Thailand tampak tidak terganggu dengan kondisi ini.
"Bisnis masih akan dilanjutkan," ujar Peter ter Kulve, Unilever's president for Southeast Asia and Australasia kepada CNBC.
Namun, ada juga pihak yang berpendapat, meski tanpa adanya kekerasan yang pecah, banyak pebisnis yang mulai mencari kesempatan di luar Thailand.
"Dampak dari kejadian ini adalah kesempatan bisnis yang hilang bagi Thailand," jelas Kristie Kenney, duta besar AS untuk Thailand. Dia menambahkan, investor baru akan memilih negara Asia lainnya sebagai destinasi investasi. "Asia Tenggara merupakan tempat yang menarik bagi pebisnis Amerika. Namun, negara yang menjadi pilihan sangat banyak," ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Jefferies, investor domestik dan asing di Thailand sudah menarik dana sekitar US$ 1,28 miliar. Pada periode 15-21 Mei 2014, penarikan dana asing di Thailand mencapai US$ 379 miliar.