Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sektor industri di China melaporkan penurunan keuntungan pada periode Januari - Oktober karena wabah COVID-19 yang merebak. Selain itu, kota-kota di China juga memberlakukan kebijakan pembatasan yang meredam aktivitas ekonomi.
Seperti dilansir Reuters pada Minggu (27/11), hingga Oktober 2022, laba industri turun 3,0% dari tahun sebelumnya. Keuntungan menurun untuk 22 dari 41 sektor industri utama di China.
Biro Statistik Nasional China mengatakan, wabah epidemi domestik baru-baru ini sering terjadi, risiko resesi ekonomi global semakin meningkat, dan perusahaan industri menghadapi tekanan yang lebih besar.
Baca Juga: China Melaporkan Rekor Harian Keempat Berturut-turut Kasus Baru COVID-19
Ekonomi di China menunjukkan data yang suram, mencerminkan krisis pembayaran utang di sektor properti, dan perlambatan yang tajam pada belanja konsumen.
Sejak Oktober, wabah semakin meningkat dan kebijakan Zero COVID di China yang bertujuan untuk membasmi virus memicu protes yang jarang terjadi oleh warga selama akhir pekan. China pada hari Minggu melaporkan rekor kasus harian keempat secara berturut-turut.
Adapun, keuntungan produsen turun 13,4% hingga Oktober 2022, sedikit lebih rendah dari penurunan 13,2% pada Januari-September.
"Keuntungan industri terus berada di bawah tekanan karena harga terbebani oleh permintaan domestik yang lemah secara keseluruhan dan biaya input yang tinggi di beberapa sektor manufaktur," kata analis China Everbright Bank, Zhou Maohua.
Sektor-sektor yang menunjukkan penurunan paling tajam antara lain industri pengolahan minyak bumi, batu bara, dan bahan bakar yang mengalami penurunan laba sebesar 70,9%.
Beberapa analis sekarang percaya PDB China dapat berkontraksi pada kuartal keempat dari kuartal ketiga dan telah memangkas perkiraan di 2023.
Baca Juga: China Dikabarkan Mulai Mengalami Gelombang Protes Warga atas Kebijakan Lockdown
Analis dari Nomura memperkirakan PDB kuartal keempat menyusut 0,3% dari tiga bulan sebelumnya, dan memangkas perkiraan pertumbuhan kuartal keempat mereka secara tahunan menjadi 2,4% dari 2,8%.
Demikian pula, analis dari Oxford Economics yang memangkas perkiraan PDB 2022 dan 2023, karena mereka yakin akan terjadi perluasan kebijakan pembatasan.
Untuk menopang ekonomi yang goyah, pihak berwenang baru-baru ini meluncurkan serangkaian tindakan, termasuk langkah untuk melonggarkan beberapa pembatasan COVID dan memberikan dukungan finansial ke pasar properti, yang telah menopang sentimen pasar.