kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China Dikabarkan Mulai Mengalami Gelombang Protes Warga atas Kebijakan Lockdown


Minggu, 27 November 2022 / 09:54 WIB
China Dikabarkan Mulai Mengalami Gelombang Protes Warga atas Kebijakan Lockdown
ILUSTRASI. China kembali membatasi kegiatan masyarakat dengan ketat untuk mengendalikan Covid-19. Namun kebijakan ini diprotes oleh warga. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/rwa.


Reporter: kompas.com | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarahan publik di China terhadap perluasan lockdown Covid-19 di seluruh negeri meletus menjadi protes yang jarang terjadi di wilayah Xinjiang dan ibu kota Beijing. 

Massa turun ke jalan pada Jumat (25/11/2022) malam di ibu kota Xinjiang, Urumqi, dengan meneriakkan "Akhiri penguncian!". Protes ini dilakukan setelah terjadi kebakaran mematikan pada Kamis (24/11/2022). 

Kebakaran itu memicu kemarahan atas lockdown Covid-19 yang berkepanjangan menurut video yang beredar di media sosial China pada Jumat malam. 

Video memperlihatkan orang-orang di alun-alun menyanyikan lagu kebangsaan China dengan liriknya, "Bangkitlah, mereka yang menolak menjadi budak!" sementara yang lain berteriak ingin dibebaskan dari lockdown

Baca Juga: China Frees Up $70 Billion for Banks to Underpin Slowing Economy

Perluasan lockdown di China sendiri diberlakukan karena infeksi Covid-19 nasional mencatat rekor baru. Reuters telah memverifikasi bahwa rekaman video itu diterbitkan dari Urumqi, di mana banyak dari 4 juta penduduknya berada di bawah lockdown terlama di negara itu, dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari. 

Sementara itu, di ibu kota Beijing yang berjarak 2.700 km, beberapa penduduk yang dikurung melakukan protes skala kecil atau mengkonfrontasi pejabat lokal mereka atas pembatasan pergerakan yang diberlakukan pada mereka, dengan beberapa berhasil menekan mereka untuk mencabutnya lebih cepat dari jadwal. 

Percikan kemarahan publik adalah kebakaran di gedung bertingkat tinggi di Urumqi yang menewaskan 10 orang pada Kamis malam. 

Insiden ini menjadi viral di media sosial karena banyak pengguna internet menduga bahwa warga tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian gedung terkunci. 

Pejabat Urumqi tiba-tiba mengadakan konferensi pers pada Sabtu (26/11/2022) dini hari, untuk menyangkal tindakan Covid-19 telah menghambat pelarian dan penyelamatan, tetapi pengguna internet terus mempertanyakan narasi resmi tersebut.

Baca Juga: Gejolak Perekonomian Global Bakal Berimbas ke Indonesia  

"Kebakaran Urumqi membuat semua orang di negara ini kesal," kata Sean Li, seorang warga di Beijing. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Protes Pecah di Xinjiang dan Beijing setelah Kebakaran Mematikan di Tengah Lockdown", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2022/11/27/081300570/protes-pecah-di-xinjiang-dan-beijing-setelah-kebakaran-mematikan-di.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×