Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Dana pensiun nasional Korea Selatan akan terus meningkatkan rasio investasi pada aset berisiko dan meningkatkan investasi alternatif.
Kementerian Kesejahteraan Korea Selatan mengumumkan hal ini dalam sebuah pernyataan setelah tinjauan tahunan terhadap rencana pengelolaan portofolio lima tahunan, yang tetap mempertahankan rasio target untuk setiap kelas aset dan target hasil investasi.
Pada akhir tahun 2029, Layanan Pensiun Nasional alias National Pension Service (NPS) akan mengalokasikan 55% dari total asetnya ke instrumen saham, 30% ke obligasi, dan 15% ke investasi alternatif, dengan target pendapatan investasi untuk lima tahun ke depan ditetapkan sebesar 5,4%.
“Target alokasi aset ditentukan dengan tujuan memaksimalkan pendapatan jangka panjang dalam batas risiko yang diberikan dan dengan mempertimbangkan dampak pasar dari pengelolaan dana,” tulis kementerian.
Baca Juga: Kim Jong Un Memandu Langsung Latihan Penembakan Peluncur Roket Ganda Super
Awal bulan ini, dewan yang mengatur strategi investasi NPS memperkenalkan peraturan jangka panjang yang baru yang menginvestasikan 65% dari total dana pada aset berisiko.
Dana pensiun terbesar ketiga di dunia ini telah meningkatkan investasi pada aset-aset berisiko dan di luar negeri untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi guna menunda penipisan dana pensiun yang saat ini diperkirakan terjadi pada tahun 2055 karena populasi yang menua dengan cepat.
Pada akhir tahun 2025, NPS berencana untuk menyimpan 14,9% asetnya di saham domestik, 35,9% di saham asing, 26,5% di obligasi dalam negeri, 8,0% di obligasi luar negeri, dan 14,7% di aset alternatif.
NPS memiliki total aset sebesar 1.101,3 triliun won atau setara US$ 794,65 miliar pada akhir Maret, dengan 47,5% dari total aset tersebut berupa saham, 36,7% dalam bentuk obligasi, dan 15,8% dalam aset non-tradisional.