Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
NEW YORK. Kabar baik bagi Anda pecinta yoghurt. Starbucks Corp dan Danone SA kompak bergandengan tangan melahirkan produk minuman susu fermentasi. Rencananya, yoghurt beku hasil co-branding alias kerjasama merek antara Starbucks dan Danone ini bakal dijual di gerai-gerai Starbucks. Tahap awal, yoghurt beku ini mulai dilempar ke pasar Amerika Serikat (AS) pada musim semi tahun 2014.
Di AS, saat ini gerai Starbucks sudah mencapai 10.000 unit. Selanjutnya, yoghurt ala Danone dan Stacbucks ini bakal bisa dibeli di ritel makanan secara serempak di seluruh dunia pada tahun 2015. Potensi pasar yang gurih menjadi alasan Danone dan Stacbucks tertarik terjun ke bisnis yoghurt. Dua raksasa industri makanan dan minuman ini menghitung, potensi pasar yoghurt di AS saja mencapai US$ 7 miliar.
Apalagi, tingkat konsumsi yoghurt di AS berpotensi tumbuh tinggi. Sebab, tingkat konsumsi masyarakat AS masih lebih rendah dibanding Eropa. Franck Riboud, Kepala Eksekutif Danone Group mengatakan, lini bisnis baru ini berharap mendapat berkah dari loyalitas pecinta Starbucks. “Pengunjung Starbucks mencapai 70 juta per minggu di seluruh dunia. Ini sangat potensial," ujar dia, seperti dikutip The New York Times (23/7).
Euromonitor International mencatat, dalam tempo lima tahun terakhir, pasar yoghurt di AS tumbuh rata-rata 8,5% per tahun. Tapi, Euromonitor memprediksi, pertumbuhan yoghurt bakal melambat menjadi 5,9% saban tahun.
Mengutip data Euromonitor, yoghurt jenis Greek, saat ini disukai lebih dari 40% konsumen. Greek yoghurt merupakan yoghurt beku yang berbahan dasar susu.
Sementara itu, merek yoghurt produksi General Mills Inc, yakni Yoplait, menguasai 24% pangsa pasar AS. Di pasar yoghurt, duet Danone dan Starbucks juga harus menghadapi sejumlah pemain lain. Misalnya saja Chobani yang merupakan penguasa pangsa pasar terbesar kedua setelah Yoplait.
Pemain lain yakni Activia, Stonyfield Farm dan Danimal. Ketiga merek tersebut menguasai 30% pangsa pasar. Sebelumnya, di Juli tahun 2012 lalu, PepsiCo Inc terjun ke bisnis yoghurt. Pepsi menggandeng perusahaan makanan asal Jerman, Theo Muller Group.