Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
CALIFORNIA. Anjing menggonggong, namun kafilah tetap berlalu. Sepertinya pepatah ini cocok menggambarkan niat Google Inc. dan Yahoo Inc. dalam menjalankan kontrak kerjasamanya. Meski mendapat tentangan dari banyak pihak, namun dua perusahaan besar tersebut tak gentar. Bahkan Google secara gamblang menyebutkan, bahwa pesaing utamanya yaitu Microsoft yang berada di balik aksi penentangan tersebut.
Sekadar mengingatkan, beberapa waktu lalu, Asosiasi Iklan Nasional AS meminta Departemen Kehakiman untuk memblokir proposal kerjasama antara Google dan Yahoo. Alasannya, kerjasama tersebut akan menaikkan harga iklan pada situs pencari internet tersebut.
Chief Executive Google Eric Schmidt mengatakan bahwa ada pihak yang merasa berkeberatan akan posisi pangsa pasar Google yang semakin besar dan dampaknya pada persaingan usaha.
“Kami sangat yakin bahwa saat ini Microsoft sedang sibuk meyakinkan setiap orang mengenai isu anti monopoli ini,” ujarnya menanggapi pertanyaan dari salah satu wartawan mengenai anti monopoli yang dikeluarkan oleh pesaingnya dan kelompok asosiasi kepada Pemerintah AS.
Schmidt juga bilang, Pemerintah AS sudah melakukan pekerjaan yang semestinya dalam menginvestigasi kontrak kerjasama dengan Yahoo. Dia juga menambahkan, Google sudah menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan Departemen Kehakiman. Namun ia mengaku belum mengetahui respons yang akan dikeluarkan.
Satu hal yang pasti, manajemen Google menggarisbawahi, bahwa pihaknya tidak memerlukan persetujuan secara spesifik dari pemerintah untuk menjalankan kontrak dengan Yahoo tersebut. Bahkan Schmidt mengatakan, pihaknya berencana akan terus menjalankan kerjasama tersebut pada bulan Oktober mendatang, sesuai rencana.
Asal tahu saja, berdasarkan kesepakatan Yahoo akan menampilkan iklan Google dengan harga yang lebih tinggi, termasuk dengan promosi penjualannya sendiri. Sebagai gantinya, Google akan membagi persentase pendapatan dengan Yahoo.