kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dara Khosrowshahi ditunjuk jadi CEO baru Uber


Senin, 28 Agustus 2017 / 10:14 WIB
Dara Khosrowshahi ditunjuk jadi CEO baru Uber


Sumber: CNBC | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Uber baru saja memiliki bos baru bernama Dara Khosrowshahi. Pria ini sebelumnya adalah CEO Expedia. Keputusan ini diambil setelah pencarian panjang untuk menggantikan CEO sebelumnya Travis Kalanick yang mengundurkan diri pada Juni silam menyusul masalah yang terjadi dengan para pemilik saham.

Recode, portal berita teknologi, melaporkan bahwa pengangkatan Khorowshahi, pengusaha berdarah campuran Iran dan Amerika ini dianggap sebagai pilihan "gencatan senjata" untuk dewan direksi. Ini setelah terjadi masalah buruk dalam beberapa pekan terakhir antara Kalanick dan investor utama Uber, Benchmark Capital. "Awal bulan ini Benchmark menuntut Kalanick atas tuduhan kecurangan dan pelanggaran kontrak," seperti dikutip Recode. 

Sebelumnya, ada beberapa kandidat kuat untuk mengisi kekosongan kursi Uber. Benchmark dilaporkan mengusung CEO Hewlett Packard Enterprise, Meg Whitman. Bos General Electric, Jeffrey Immelt juga sempat muncul jadi kandidat meski gugur dari pencalonan di akhir pekan kemarin. 

Khorowshahi sebelum didapuk menjadi CEO Uber, bekerja di Expedia sejak 2005. Pria ini sukses membawa Expedia ekspansi ke pasar global melalui sejumlah agen perjalanan online seperti Expedia.com, Hotels.com dan Hotwire. 

Sebagai pemimpin baru Uber, dia akan masuk ke situasi yang akan menguji dirinya meskipun dirinya sebagai CEO paling berpengalaman: Mengurus perusahaan dengan valuasi senilai US$ 70 miliar yang memiliki sejumlah masalah pelik saat ini. 

Uber sebelumnya mengalami masalah, seperti adanya tuduhan pelecehan seksual, penyelidikan terkait pemecatan pegawai, tekanan politik, masalah regulasi, sengketa hukum dengan Alphabet (perusahaan bentukan Google), kasus mobil yang meledak dan sejumlah perkara lainnya. 

Masalah utama lainnya adalah CEO terdahulu yang tidak memiliki andil di operasional perusahaan tapi masih menjadi pemain kunci di Uber. Menurut aturan hukum, Kalanick masih memiliki hal dengan kepemilikan saham 10% serta 16% hak suara di Uber. 

Beberapa posisi kunci juga masih kosong setelah ditinggalkan oleh pemilik posisi yang lama. Uber belum memiliki chief operating officer, chief financial officer dan head of finance. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×