kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Dari Bahan Tertawaan Jadi Raksasa Digital, Kisah Inspiratif di Balik Sukses Chess.com


Senin, 20 Oktober 2025 / 15:33 WIB
Dari Bahan Tertawaan Jadi Raksasa Digital, Kisah Inspiratif di Balik Sukses Chess.com
Salah satu pendiri Chess.com, Danny Rensch. Dalam perjalanan bisnisnya, Chess.com sempat menjadi bahan tertawaan investor sebelum sukses jadi raksasa digital saat ini.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Dalam perjalanan bisnis, banyak pengusaha besar yang pernah diremehkan sebelum mencapai kesuksesan. Jeff Bezos sempat diragukan ketika berencana menjual buku lewat internet.

Howard Schultz juga ditolak lebih dari 200 investor sebelum Starbucks lahir.

Hal serupa dialami pendiri Chess.com, Danny Rensch dan Erik Allebest, yang dulu dianggap bermimpi terlalu tinggi ketika menawarkan ide platform catur online.

Baca Juga: Sosok Ozzy Osbourne Tutup Usia, Ini Profil dan Kisah Inspiratif Vokalis Black Sabbath

Rensch mengingat bagaimana mereka sering ditertawakan para investor modal ventura yang menilai catur tak akan pernah jadi bisnis besar. 

“Kami ditolak di mana-mana, tak ada yang mau berinvestasi. Tapi ternyata itu berkah terselubung,” ujarnya kepada Fortune, seperti dikutip, Senin (20/10/2025).

Tanpa modal dari investor, keduanya membiayai Chess.com dari kantong sendiri. Mereka menggunakan dana dari usaha catur sebelumnya milik Allebest dan meminjam US$ 70.000 dari teman ibunya yang segera mereka lunasi. 

Usaha yang awalnya dipandang sebelah mata itu kini menjelma menjadi salah satu platform catur terbesar di dunia, dengan lebih dari 225 juta anggota terdaftar dan 40 juta pengguna aktif bulanan. Pada 2023, valuasinya bahkan menembus US$ 1 miliar.

Baca Juga: Anak Imigran Polandia Jadi Pengusaha Sukses di AS, Ini Kisah Inspiratif Rich Tabaka

Selama bertahun-tahun, Rensch masih harus bekerja sambilan sambil menumbuhkan perusahaannya menuju profit. Namun ia menyebut perjuangan itu bagian penting dari kisah “underdog” Chess.com. 

Tak hanya ditolak investor, konsep mereka juga sempat dicemooh komunitas catur sendiri yang menganggap ide bermain catur online tidak serius.

“Chess.com dulu bahan tertawaan dunia catur online,” kata Rensch. “Saat itu, internet belum seperti sekarang. Bagi banyak orang, situs web hanyalah tempat menaruh nomor telepon.”

Kini, Chess.com justru menjadi rumah utama bagi semua kalangan pemain catur, dari pemula hingga grandmaster. 

Baca Juga: Dari Kartu Pokémon ke Triliuner, Kisah Inspiratif Lucy Guo Bangun Kerajaan Teknologi

Rensch menyebut platform ini bukan sekadar tempat bermain, tapi juga sarana pengembangan diri layaknya Duolingo atau Spotify—sebuah kebiasaan yang memberi nilai tambah bagi penggunanya.

Enam belas tahun sejak berdiri, Chess.com telah membuktikan bahwa mimpi yang dulu ditertawakan bisa menjelma menjadi kerajaan digital bernilai miliaran dolar.

Selanjutnya: Kepala BGN: Makan Bergizi Gratis Jangkau 36,7 Juta Penerima Manfaat

Menarik Dibaca: Saham-saham Bank Melejit Menopang IHSG, Ada Apa?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×