Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Dalam perjalanan bisnis, banyak pengusaha besar yang pernah diremehkan sebelum mencapai kesuksesan. Jeff Bezos sempat diragukan ketika berencana menjual buku lewat internet.
Howard Schultz juga ditolak lebih dari 200 investor sebelum Starbucks lahir.
Hal serupa dialami pendiri Chess.com, Danny Rensch dan Erik Allebest, yang dulu dianggap bermimpi terlalu tinggi ketika menawarkan ide platform catur online.
Baca Juga: Sosok Ozzy Osbourne Tutup Usia, Ini Profil dan Kisah Inspiratif Vokalis Black Sabbath
Rensch mengingat bagaimana mereka sering ditertawakan para investor modal ventura yang menilai catur tak akan pernah jadi bisnis besar.
“Kami ditolak di mana-mana, tak ada yang mau berinvestasi. Tapi ternyata itu berkah terselubung,” ujarnya kepada Fortune, seperti dikutip, Senin (20/10/2025).
Tanpa modal dari investor, keduanya membiayai Chess.com dari kantong sendiri. Mereka menggunakan dana dari usaha catur sebelumnya milik Allebest dan meminjam US$ 70.000 dari teman ibunya yang segera mereka lunasi.
Usaha yang awalnya dipandang sebelah mata itu kini menjelma menjadi salah satu platform catur terbesar di dunia, dengan lebih dari 225 juta anggota terdaftar dan 40 juta pengguna aktif bulanan. Pada 2023, valuasinya bahkan menembus US$ 1 miliar.
Baca Juga: Anak Imigran Polandia Jadi Pengusaha Sukses di AS, Ini Kisah Inspiratif Rich Tabaka
Selama bertahun-tahun, Rensch masih harus bekerja sambilan sambil menumbuhkan perusahaannya menuju profit. Namun ia menyebut perjuangan itu bagian penting dari kisah “underdog” Chess.com.
Tak hanya ditolak investor, konsep mereka juga sempat dicemooh komunitas catur sendiri yang menganggap ide bermain catur online tidak serius.
“Chess.com dulu bahan tertawaan dunia catur online,” kata Rensch. “Saat itu, internet belum seperti sekarang. Bagi banyak orang, situs web hanyalah tempat menaruh nomor telepon.”
Kini, Chess.com justru menjadi rumah utama bagi semua kalangan pemain catur, dari pemula hingga grandmaster.
Baca Juga: Dari Kartu Pokémon ke Triliuner, Kisah Inspiratif Lucy Guo Bangun Kerajaan Teknologi
Rensch menyebut platform ini bukan sekadar tempat bermain, tapi juga sarana pengembangan diri layaknya Duolingo atau Spotify—sebuah kebiasaan yang memberi nilai tambah bagi penggunanya.
Enam belas tahun sejak berdiri, Chess.com telah membuktikan bahwa mimpi yang dulu ditertawakan bisa menjelma menjadi kerajaan digital bernilai miliaran dolar.