kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delta Air dan WestJet batal bikin perusahaan patungan


Minggu, 22 November 2020 / 19:32 WIB
Delta Air dan WestJet batal bikin perusahaan patungan
ILUSTRASI. Delta Air


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Maskapai global masih kesulitan untuk mendapatkan bantuan di tengah pukulan yang dihadapi industri penerbangan akibat pandemi Covid-19. Pembicaraan restrukturisasi utang Malaysia Airlines misalnya hingga saat ini masih berlaru-larut.

Sementara Delta Air Lines dan maskapai asal Kanada WestJet batal membentuk perusahaan patungan akibat tuntutan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dinilai berlebihan.

Bulan lalu, Departemen Transportasi AS mengatakan akan meminta mengeluarkan Swoop yakni maskapai berbiaya rendah milik WestJet dari  perusahaan patungan yang akan dibentuk tersebut serta menjual 16 slot penerbangan yang dimiliki di Bandara LaGuardia, New York.

Melansir Reuters, Minggu (22/11), kedua maskapai ini menilai tuntutan tersebut sewenang-wenang dan tidak konsisten, terutama terkait divestasi slot penerbangan. Padahal keduanya berpendapatan bahwa aliansi itu bukan mengoptimalkan pemanfaatan pesawat, meningkatkan jadwal terbang dan menurunkan biaya.

Baca Juga: Tips Warren Buffett saat Covid-19: Manfaatkan suku bunga rendah

Dalam pernyataan bersama, Delta Air Lines dan WestJet tetap berkomitemen mengembangkan usaha patungan. Tetapi untuk sementara akan melakukan pendalaman terhadap rencana aliansi itu.

WestJet adalah maskapai penerbangan yang dimiliki oleh perusahaan investasi swasta Onex Corp. Usaha patungan Delta-WestJet bakal menciptkan pangsa pasar gabungan 27% dari kapasitas penerbangan terjadwal. Sementara pangsa pasar terbesar tetap akan dimiliki oleh Air Canada yakni 45%. 

Kapasitas penerbangan lintas batas AS-Kanada telah tumbuh 15% selama lima tahun terakhir menjadi 39 juta kursi per tahun, tetapi lalu lintas penumpang anjlok tajam dalam menghadapi pandemi virus corona.

Aplikasi maskapai penerbangan telah ditunda pejabat AS selama lebih dari dua tahun. Biro Persaingan Kanada melakukan peninjauannya sendiri dan memberikan surat tidak ada tindakan tanpa syarat pada Juni 2019.

Maskapai penerbangan AS telah mendesak divestasi slot di LaGuardia di mana American Airlines, Delta dan United Air Lines telah mengendalikan 83% dari semua slot di bandara itu. Dari jumlah tersebut, Delta mengendalikan 45%.

WestJet dan Delta mengatakan kehilangan slot akan membuat mereka kehilangan hak operasi kritis di salah satu hub strategis terpenting dalam jaringan global Delta pada saat Delta sedang beroperasi.




TERBARU

[X]
×