kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demo penyelenggaraan Piala Dunia kembali rusuh


Jumat, 16 Mei 2014 / 18:40 WIB
ILUSTRASI. Link Nonton Jujutsu Kaisen 0 Sub Indo Gratis Legal, Streaming di Bstation/Bilibili


Sumber: BBC | Editor: Anna Suci Perwitasari

RIO DE JANEIRO. Pembukaan Piala Dunia 2014 tinggal hitungan hari, tapi kondisi keamanan di Brasil justru kian mengkhawatirkan. Terlebih setelah bentrokan antara polisi anti huru-hara dengan demonstran kembali terjadi di kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro.

Kedua aksi unjuk rasa tersebut berakhir anarkis, setelah ribuan demostran melempar batu, membakar ban dan memblokir jalan-jalan utama. Untuk membubarkan demonstran, polisi anti huru hara harus menembakan gas air mata. Selain kedua kota tersebut, protes serupa juga berlangsung di kota-kota lain, termasuk Brasilia.

Aksi kali ini berkaitan dengan pembengkakan biaya penyelenggaraan Piala Dunia 2014. Masyarakat marah, karena pemerintah rela menggelontorkan miliaran dollar AS untuk mensukseskan turnamen sepak bola terbesar dunia, dibandingkan dengan proyek-proyek sosial serta perumahan bagi warga miskin. Pegawai negeri sipil (PNS) dan guru ikut melakukan aksi dengan mogok kerja di seluruh Brasil.

Protes di Rio berlangsung pada jam sibuk. Ratusan orang berbaris di sebuah jalan raya utama. Padahal kota ini bakal menjadi tuan rumah pertandingan puncak Piala Dunia pada 13 Juli.

Sementara itu unjuk rasa di Sao Paulo berjalan lebih tegang. Bahkan bentrok terjadi sebelum aksi bubar. Tak heran jika segala bentuk protes di kota terbesar di Brasil tersebut akan diawasi ketat pemerintah. Selain Piala Dunia masih ada hajatan besar berupa pemilihan presiden. Ajang inimerupakan kesempatan untuk memberikan tekanan maksimum pada pemerintah.

Demonstrasi terbesar di Sao Paulo dimulai di daerah Itaquera, dekat stadion Arena Corinthians, yang menjadi tuan rumah pertandingan pembuka antara Brasil dan Kroasia. "Kami tidak ingin menghancurkan atau merusak stadion. Yang kami inginkan adalah lebih banyak hak bagi pekerja agar memiliki akses ke perumahan dan untuk menunjukan efek turnamen ini kepada orang miskin," ujar Guilherme Boulos, kepala Gerakan Pekerja, seperti dilansir BBC. Media lokal melaporkan dalam 24 jam, 234 orang ditangkap di Recife.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×