Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berencana tidak akan mengenakan tarif tambahan untuk 696 produk yang diimpor dari Amerika Serikat (AS) termasuk produk pertanian dan energi seperti daging babi, daging sapi, kedelai, gas alam cair dan minyak mentah.
Dilansir Reuters, Selasa (18/2), rencananya pengecualian menjadi bagian ketiga dan paling substansial yang akan diberikan China sejak dimulainya sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat yang terjadi sebulan setelah penandatangan perjanjian perdagangan fase pertemuan pertama antara Washington dan Beijing.
Baca Juga: Direktur rumahsakit di Wuhan jadi korban tewas keganasan virus corona
China telah berkomitmen untuk meningkatkan pembelian barang dan jasa dari Amerika Serikat sebesar US$ 200 miliar selama dua tahun.
Produk lain yang dikenakan pembebasan tarif tambahan selama eskalasi sengketa perdagangan bilateral termasuk etanol terdenaturasi dan beberapa gandum, jagung dan sorgum.
Beberapa peralatan medis dan logam termasuk bijih tembaga dan konsentrat, skrap tembaga dan skrap aluminium juga dikecualikan, kata kementerian keuangan China dalam sebuah pernyataan.
Pengecualian terjadi di tengah epidemi virus corona yang secara serius mengganggu ekonomi China. Pihak berwenang di seluruh negeri memberlakukan pembatasan perjalanan dan transportasi untuk menghindari penyebaran virus, yang telah membunuh hampir 1.900 dan menginfeksi lebih dari 70.000 di negara itu.
Beberapa pejabat dan analis AS telah mengajukan pertanyaan tentang kemampuan China untuk memenuhi komitmen pembelian yang ditentukan dalam kesepakatan perdagangan fase pertama karena wabah corona.
Kementerian Keuangan menyatakan perusahaan yang mencari pengecualian tarif tambahan untuk produk AS dapat mengajukan kesepakatan ini mulai direalisasikan pada 2 Maret 2020. Setiap pengecualian yang diberikan akan berlaku selama satu tahun.
Baca Juga: Ilmuwan China: Obat antimalaria efektif untuk mengobati infeksi virus corona
Wabah virus, yang pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan pada bulan Desember 2019 lalu, telah membuat pabrik tutup sehingga jumlah staf yang berkurang secara drastis.
Masyarakat juga tidak dianjurkan meninggalkan rumah mereka atau pergi ke tempat-tempat umum, juga mengurangi konsumsi.