Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump memperingatkan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk tidak mengancam Amerika Serikat atau menghadapi konsekuensi. Peringatan ini dilontarkan pada Minggu (22/7) beberapa jam setelah Rouhani mengatakan kepada Trump bahwa kebijakan bermusuhan terhadap Teheran dapat menyebabkan perang.
Mengutip Reuters, Senin (23/7), Trump menuangkan kemarahannya lewat Twitter paska Rouhani mengecam Trump. Kemarahan Trump terlihat jelas saat ia menuliskan cuitan di Twitter dengan huruf kapital. "JANGAN, JANGAN PERNAH MENGANCAM AMERIKA SERIKAT ATAU ANDA BAKAL MENDERITA KONSEKUENSI TERBESAR YANG PERNAH ADA DALAM SEJARAH. KAMI BUKAN LAGI NEGARA YANG DIAM SAJA DENGAN KATA-KATA GILA ANDA MENGENAI KEKERASAN DAN KEMATIAN. BERHATI-HATILAH!" tulis Trump dalam akun Twitternya, dilansir dari Reuters.
To Iranian President Rouhani: NEVER, EVER THREATEN THE UNITED STATES AGAIN OR YOU WILL SUFFER CONSEQUENCES THE LIKES OF WHICH FEW THROUGHOUT HISTORY HAVE EVER SUFFERED BEFORE. WE ARE NO LONGER A COUNTRY THAT WILL STAND FOR YOUR DEMENTED WORDS OF VIOLENCE & DEATH. BE CAUTIOUS!— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 23, 2018
Eskalasi retorika datang ketika pemerintahan Trump tengah meluncurkan kampanye untuk menekan Iran mengakhiri program nuklirnya dan dukungannya terhadap kelompok militan.
Iran telah menghadapi peningkatan tekanan AS dan sanksi menyusul keputusan Trump untuk menarik AS dari kesepakatan internasional 2015 atas program nuklir Iran. Teheran terus mempertahankan program nuklirnya dengan mengatakan program nuklir yang dijalankan selama ini hanya untuk pembangkit listrik dan proyek damai lainnya.
Dalam pidato Minggu malam (22/7), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam pemimpin Iran dengan menyebutnya sebagai “mafia” dan berjanji dukungan akan diberikan bagi masyarakat Iran yang tidak senang dengan pemerintah mereka.
Menanggapi sikap AS yang keras kepala dan terus menjatuhkan sanksi, Rouhani menuliskan pesan bahwa sebaiknya Trump tidak bermain dengan ekor singa (Iran).
"Amerika harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian, dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," kata Rouhani.
Rouhani juga mencemooh ancaman Trump untuk menghentikan ekspor minyak Iran dan mengatakan Iran memiliki posisi dominan di Teluk dan Selat Hormuz, sebuah jalur pengiriman minyak utama. Ancaman nyata Rouhani awal bulan ini untuk mengganggu pengiriman minyak dari negara-negara tetangga datang sebagai reaksi terhadap upaya Washington untuk memaksa semua negara berhenti membeli minyak Iran.
Washington awalnya berencana untuk menutup Iran dari pasar minyak global sepenuhnya setelah Trump meninggalkan kesepakatan yang membatasi ambisi nuklir Iran, menuntut semua negara lain berhenti membeli minyak mentah Iran pada November. Tetapi AS telah sedikit melonggarkan sikapnya, mengatakan dapat memberikan keringanan kepada beberapa sekutu yang sangat bergantung pada pasokan Iran.