Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Menteri Pertahanan Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa Israel tidak perlu berada di balik setiap insiden misterius di Iran.
Komentar itu muncul setelah ledakan di situs nuklir Natanz yang membuat beberapa pejabat Iran mengatakan itu merupakan hasil sabotase dunia maya.
Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya kekuatan nuklir di kawasan itu, telah bersumpah bahwa Israel tidak akan pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata atom dan akan mendukung penghancurannya.
Sementara itu, Iran membantah kalau mereka tengah mengembangkan senjata nuklir, namun program atomnya diklaim hanya untuk tujuan damai.
Mengutip Reuters, situs Natanz yang berada di bawah tanah, dibakar sebagian pada hari Kamis. Situs ini merupakan pusat program pengayaan uranium Iran dan diawasi oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional di bawah lembaga nuklir Amerika Serikat (AS).
Saat ditanya, apakah Israel ada hubungannya dengan ledakan misterius di situs nuklir Iran, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, "tidak setiap insiden yang terjadi di Iran tentu ada hubungannya dengan kita," ujarnya.
"Semua sistem itu rumit, mereka memiliki kendala keamanan yang sangat tinggi dan saya tidak yakin mereka selalu tahu cara merawatnya," kata Gantz kepada Radio Israel.
Tiga pejabat Iran yang berbicara kepada Reuters mengatakan mereka menduga sabotase dunia maya telah terjadi di Natanz, tetapi tidak memberikan bukti. Dua pejabat mengatakan Israel mungkin berada di belakangnya.
Sebuah artikel oleh kantor berita Iran, IRNA, membahas apa yang disebutnya kemungkinan sabotase oleh musuh-musuh seperti Israel dan Amerika Serikat, meskipun mereka berhenti menuduh baik secara langsung.
Pada 2010, virus komputer Stuxnet, secara luas diyakini telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel, ditemukan setelah digunakan untuk menyerang Natanz.
Bulan lalu, menteri kabinet keamanan Israel Zeev Elkin mengatakan Iran telah berusaha untuk melancarkan serangan dunia maya terhadap sistem udara Israel pada bulan April.
Iran mengekang kerja nuklirnya dengan imbalan penghapusan sebagian besar sanksi global berdasarkan perjanjian 2015 dengan enam kekuatan dunia. Ini telah mengurangi kepatuhan sejak Amerika Serikat mundur pada 2018.