kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didukung Irak, OPEC akan memperpanjang pemangkasan pasokan minyak hingga enam bulan


Senin, 01 Juli 2019 / 06:25 WIB
Didukung Irak, OPEC akan memperpanjang pemangkasan pasokan minyak hingga enam bulan


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - VIENNA. Negara-negara pengekspor minyak yang masuk dalam anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak pada pekan ini, setidaknya sampai akhir 2019 ketika Irak bergabung dengan Arab Saudi dan Rusia dalam mendukung kebijakan yang menopang harga minyak di tengah melemahnya ekonomi global.

Mengutip Reuters Minggu (30/6), Iran adalah satu-satunya anggota OPEC yang belum berbicara secara terbuka tentang perlunya untuk memperpanjang pengurangan produksi.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu lalu mengatakan telah sepakat dengan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari atau 1,2% dari permintaan global selama enam bulan hingga sembilan bulan atau sampai sekitar Desember 2019 atau Maret 2020.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kesepakatan itu kemungkinan besar akan diperpanjang sembilan bulan dan tidak diperlukan pengurangan lebih dalam. 

"Ini adalah rollover dan itu terjadi," jelas Falih seperti dikutip Reuters.

OPEC dan sekutunya yang dipimpin Rusia telah mengurangi produksi minyak sejak 2017 untuk mencegah penurunan harga minyak di tengah melonjaknya produksi minyak dari Amerika Serikat yang menjadi produsen utama dunia tahun ini selain Rusia dan Arab Saudi.

Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan global sebagai akibat perang dagang AS-China menambah tantangan yang dihadapi oleh 14 negara anggota OPEC dalam beberapa bulan terakhir.

Warren Patterson, Kepala Strategi Komoditas di Bank ING mengatakan OPEC akan lebih rugi dengan tidak memperpanjang kesepakatan.

"Ini turun sebagian besar ke harga minyak impas fiskal. Saudi memiliki harga impas sekitar US$ 85 per barel, sehingga mereka akan khawatir tentang potensi kesenjangan yang melebar antara tingkat ini dan harga yang diperdagangkan di pasar," katanya.

Benchmark minyak mentah Brent telah naik lebih dari 25% sejak awal 2019 menjadi US$ 65 per barel. Tetapi berdasarkan jajak pendapat Reuters menemukan, kenaikan harga minyak bisa terhenti karena perlambatan ekonomi global menekan permintaan dan minyak AS membanjiri pasar.

Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban mengatakan ia mengharapkan kesepakatan (pemangkasan pasokan minyak) akan diperpanjang enam hingga sembilan bulan, tetapi negaranya terbuka tentang masalah tersebut.

"Yang paling penting adalah mencapai pasar yang stabil dan menghindari volatilitas," katanya.

"Jadi saya mendukung sepenuhnya perpanjangan sampai akhir tahun. Saya tidak keberatan jika ada konsensus selama sembilan bulan," imbuhnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×