kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Dilema dokter Israel di Italia: Kami tak tolong mereka yang berusia di atas 60 tahun


Kamis, 26 Maret 2020 / 09:25 WIB
Dilema dokter Israel di Italia: Kami tak tolong mereka yang berusia di atas 60 tahun
ILUSTRASI. Tingkat kematian akibat corona di Italia tertinggi di dunia. REUTERS/Flavio Lo Scalzo


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MILAN. Italia kini menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat virus corona. Pasalnya, angka kematian di negara tersebut sudah melampaui China. 

Melansir The Jerusalem Post, seorang doker dari Israel bernama M.D. Gai Peleg, yang saat ini bekerja untuk menyelamatkan nyawa di Parma, Italia, mengatakan kepada Channel 12 bahwa keadaan semakin memburuk karena jumlah pasien terus bertambah.
 
Ketika departemennya menerima pasien virus corona yang sakit parah, fokusnya adalah memungkinkan pasien untuk bertemu orang yang dicintai dan berkomunikasi dengan mereka selama saat-saat terakhir mereka meskipun ada peraturan karantina. 

Baca Juga: Peraih Nobel Israel: Akhir dari pandemi corona semakin dekat

Laporan lain mengklaim, ketika jumlah kematian meningkat, beberapa keluarga mendapati diri mereka tidak mampu melakukan penguburan yang layak bagi orang yang mereka cintai.
 
Peleg mengatakan, dari apa yang dilihat dan didengarnya di rumah sakit, ada instruksi untuk tidak menawarkan akses ke mesin pernapasan buatan untuk pasien yang berusia di atas 60, karena mesin tersebut jumlahnya terbatas.

Baca Juga: Bak kota mati, arena skating di Madrid berubah menjadi kamar mayat darurat
 
Israel saat ini membeli ribuan mesin pernapasan, dan mereka seharusnya tiba di negara itu pada pertengahan Mei. Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mengamankan peralatan medis demi membantu pasien selama pandemi.

Netanyahu bilang, semua layanan kesehatan di dunia menghadapi kekurangan karena sifat yang cepat dan tidak terduga dari wabah COVID-19.

Baca Juga: Ilmuwan China: Ada 26.000 kasus virus corona tak terdeteksi di Wuhan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×