Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Seorang peraih hadiah Nobel Israel mengatakan, epidemi virus corona mulai mengalami perlambatan di Tiongkok, dan tidak akan menimbulkan risiko bagi sebagian besar orang.
Melansir The Jerusalem Post, Michael Levitt, seorang ahli biofisika Amerika-Inggris-Israel yang memenangkan Hadiah Nobel untuk bidang kimia untuk "pengembangan model multiskala untuk sistem kimia yang kompleks," telah menjadi semacam nama yang kerap disebut-sebut di China selama beberapa bulan terakhir.
Meskipun spesialisasinya bukan di bidang epidemiologi, ia secara akurat memperkirakan pelambatan penyebaran virus pada bulan Februari, memberikan harapan bagi mereka yang terkena dampak akibat diberlakukannya kebijakan lockdown atau penguncian.
Baca Juga: Kata WHO, ada 20 vaksin virus corona di dunia yang sedang dikembangkan
Tetapi jauh dari menjadi seorang nabi zaman modern, dia menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Calcalist bahwa dia hanya menghitung angka-angkanya.
Istri Levitt, Shoshan Brosh, adalah seorang peneliti seni China, yang berarti bahwa pasangan itu secara teratur melakukan perjalanan antara Amerika, Israel dan China.
Akibatnya, ketika virus itu menyebar di provinsi Hubei, Levitt menulis surat kepada teman-teman China-nya untuk mendukung.
Baca Juga: Lebih 5.000 orang meninggal di seluruh dunia karena virus corona, berikut daftarnya
"Ketika mereka menjawab kami, menggambarkan betapa rumitnya situasi mereka, saya memutuskan untuk melihat lebih dalam pada angka-angka dengan harapan mencapai beberapa kesimpulan," jelas Levitt kepada The Jerusalem Post. “Tingkat infeksi virus di provinsi Hubei meningkat 30% setiap hari - itu adalah statistik yang menakutkan. Saya bukan ahli influenza tetapi saya bisa menganalisis angka dan itu adalah pertumbuhan eksponensial."