Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Diplomat top China Wang Yi mengatakan bahwa penanganan AS terhadap insiden balon China "tak terbayangkan" dan "histeris". Dia juga bilang, langkah AS itu merupakan tindakan "tidak masuk akal" yang telah melanggar norma internasional.
"Ada begitu banyak balon di seluruh dunia, jadi apakah Amerika Serikat akan menembak jatuh semuanya?" kata Wang, direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) di Konferensi Keamanan Munich.
Melansir Reuters, balon yang dicurigai sebagai alat mata-mata pengintai China, yang dibantah Beijing, terbang selama seminggu di atas Amerika Serikat dan Kanada sebelum ditembak jatuh di lepas pantai Atlantik awal bulan ini atas perintah Presiden AS Joe Biden.
Insiden tersebut mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk menunda kunjungan yang direncanakan awal bulan ini ke Beijing. Hal ini pula yang semakin memperburuk hubungan antara Washington dan Beijing yang sebelumnya sudah tegang.
Baca Juga: China: Balon Misterius Milik AS Juga Sempat Tampak di Langit Xinjiang dan Tibet
Wang menanggapi pertanyaan moderator konferensi Munich tentang insiden tersebut, dan ditanya apakah dia akan terlibat dengan delegasi AS yang hadir untuk memulihkan dialog Tiongkok-AS ke jalur yang lebih normal.
"Kami meminta AS untuk menunjukkan ketulusannya dan memperbaiki kesalahannya, menghadapi dan menyelesaikan insiden ini, yang telah merusak hubungan China-AS," katanya.
Dia menambahkan, "Kami berharap AS dapat mengejar kebijakan pragmatis dan positif terhadap China, dan bekerja sama dengan China untuk mendorong hubungan China-AS kembali ke jalur pembangunan yang sehat."
Blinken diperkirakan telah mempertimbangkan untuk bertemu dengan Wang di sela-sela konferensi. Akan tetapi, hingga Sabtu pagi, belum ada pertemuan antara kedua belah pihak yang dikonfirmasi.
Baca Juga: Tembak Jatuh Balon China, Joe Biden Tak Akan Minta Maaf ke Xi Jinping
Kunjungan Blinken ke Beijing akan menjadi yang pertama oleh menteri luar negeri AS ke China dalam lima tahun terakhir, dan dilihat oleh kedua belah pihak sebagai kesempatan untuk menstabilkan hubungan bilateral.