Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. International Monetary Fund (IMF) merespons kebangkrutan First Republic Bank yang kemudian diakuisisi oleh JP Morgan Chase & Co. lewat lelang yang digelar FDIC.
Dikutip dari Reuters, Selasa (2/5) Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengatakan setelah kebangkrutan First Republic Bank, ia memperkirakan krisis di sektor perbankan masih berlanjut, dimana akan lebih banyak bank-bank alami kerentanan akan terekspos.
Georgieva bahkan membahas topik terbesar yang terjadi saat ini di Konferensi Global Milken Institute 2023 di Beverly Hills, California, yakni mengenai krisis perbankan yang telah membuat takut investor selama berminggu-minggu.
Penyebabnya adalah transisi suku bunga yang cepat dari suku bunga rendah ke suku bunga yang jauh lebih tinggi. Hal ini semakin menambah penderitaan bank-bank tertentu yang juga telah melemah.
Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Dow Menghijau karena Dorongan Saham JPMorgan, Senin (1/5)
Meski JPMorgan berhasil menyelamatkan kebangkrutan bank tersebut, namun Georgieva bilang bukan berarti bahwa tidak akan ada lagi kerentanan yang akan datang.
Sementara itu dari sisi para investor, mereka mengaku khawatir akan ada lebih banyak drama di masa mendatang karena investor dapat menargetkan bank rentan lainnya yang lebih kecil.
Dengan demikian, IMF mengatakan ketahanan sistem keuangan global juga terus diuji dengan ketegangan yang terlihat jelas di sejumlah institusi dan pasar.
Peristiwa bangkrutnya bank tersebut semakin menegaskan adanya tantangan yang ditimbulkan oleh interaksi antara kondisi moneter dan keuangan yang lebih ketat dan penumpukan kerentanan dalam sistem keuangan global.
IMF bulan April lalu memangkas sedikit prospek pertumbuhan global 2023 dikarenakan suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan aktivitas ekonomi yang tertahan. Ini menjadi peringatan mengenai gejolak sistem keuangan yang parah dapat memangkas output ke tingkat yang mendekati resesi.
Sementara itu risiko penularan telah diatasi oleh tindakan kebijakan yang kuat setelah kegagalan dua bank regional AS dan penggabungan paksa Credit Suisse. Namun gejolak itu menambah lapisan ketidakpastian di atas inflasi yang sangat tinggi dan limpahan dari perang Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Regulator AS Memutuskan menjual First Republic Bank ke JPMorgan
Georgieva mengatakan apa yang penting dalam penyelamatan terakhir pada First Republic Bank adalah seberapa cepat simpanan nasabah bergerak menjauh dari bank tersebut. Tindakan cepat tersebut sebagian disebabkan oleh kekuatan media sosial.
Di sisi lain Georgieva memuji para regulator AS, ia berharap cara penyelamatan tersebut bisa dibuat menjadi pengaturan baru dan bagaimana cara mengatasi masalah yang demikian.