Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Korea Selatan pernah diberi pelajaran yang menyakitkan pada tahun 2016 tentang bagaimana China secara ekonomi dapat menghukum negara yang bertindak dengan cara yang tidak menyenangkan kepada Beijing.
Apakah Presiden Korsel Moon Jae-in berani untuk kembali menantang amarah China?
Baca Juga: Pendukungnya ditangkap, Mahathir: Muhyiddin sudah menyalahgunakan kekuasaan
Dilansir South China Morning Post, Korea Selatan adalah salah satu dari tiga negara yang menerima undangan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bergabung dengan pertemuan yang diperluas dari Kelompok G7.
Pertemuan tersebut secara luas dipandang sebagai upaya pemimpin AS untuk membentuk aliansi yang lebih luas untuk menghadang China.
"Kepada pembuat kebijakan China, undangan Presiden Trump ke Korea Selatan adalah pengingat bahwa Seoul adalah anggota penting dari tatanan internasional yang berpusat di AS, terutama dalam konteks kompetisi AS-China untuk pengaruh global," kata Ji-Young Lee, ketua kebijakan di Rand Corporation, sebuah think tank nirlaba asal AS.
Sementara Seoul memiliki aliansi militer dengan AS, China adalah mitra ekonomi terbesarnya, dengan perdagangan senilai US$ 244,3 miliar pada 2019.
Baca Juga: PM Singapura: China tak bisa gantikan peran keamanan dari Amerika di Asia Pasifik
Dua negara lain yang telah menerima undangan Trump ke pertemuan G7 yakni India dan Australia juga melakukan banyak bisnis dengan China.
Tapi tantangan Moon bukan hanya ekonomi, melainkan juga nuklir dan terkait dengan isu Korea Utara.