Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Kamis (18/9/2025), sehari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sesuai ekspektasi.
Namun memberikan sinyal tidak terburu-buru untuk melakukan pelonggaran moneter lebih agresif.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.527 per Dolar AS, Cek Prediksi untuk Jumat (19/9)
Data Tenaga Kerja Dukung Dolar
Penguatan dolar didorong data klaim pengangguran mingguan AS yang turun 33.000 menjadi 231.000, berbalik arah dari lonjakan pada pekan sebelumnya.
Data ini menambah kepercayaan investor terhadap kekuatan ekonomi AS.
Dolar yang lebih kuat menekan pound sterling, yang sempat naik setelah Bank of England (BoE) menahan suku bunga dan memperlambat penjualan obligasi pemerintah.
Namun, sterling akhirnya turun 0,5% menjadi US$1,3563.
Baca Juga: Rupiah Tertekan ke Level Paling Lemah Dalam Empat Bulan Terakhir, Kamis (18/9)
Reaksi Pasar terhadap Fed
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu, dengan Ketua Jerome Powell menyebut langkah itu sebagai upaya manajemen risiko merespons pelemahan pasar tenaga kerja.
Namun, ia menegaskan bank sentral tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga lebih dalam.
“Pernyataan Powell tidak se-dovish yang diharapkan pasar,” kata Eric Theoret, ahli strategi FX di Scotiabank.
Usai keputusan The Fed, indeks dolar sempat jatuh ke level terendah sejak Februari 2022 di 96,224, namun kemudian bangkit dan naik 0,5% menjadi 97,412 pada Kamis.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.527 Per Dolar AS Hari Ini, Mayoritas Asia Turun
Perkembangan Global Lainnya
Euro turun 0,3% menjadi US$1,1780 setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Juni 2021 di US$1,1918.
Krona Norwegia melemah 0,6% terhadap dolar setelah Norges Bank memangkas suku bunga 25 basis poin ke 4,0% dan memberi sinyal pemangkasan lanjutan.
Yen Jepang turun 0,7% ke 148,05 per dolar menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan (BoJ) pada Jumat. Pasar memperkirakan BoJ akan menahan suku bunga.
Dolar Selandia Baru jatuh 1,3% setelah data menunjukkan PDB kuartal II turun 0,9%, lebih buruk dari perkiraan.
Bitcoin naik 1,8% ke US$117.748.