Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar AS menguat terhadap euro dan poundsterling pada Senin (18/8/2025), menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy serta sejumlah pemimpin Eropa.
Pasar juga menanti simposium Jackson Hole yang digelar bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), untuk mendapatkan arah kebijakan moneter.
Melansir Reuters, Euro melemah 0,2% terhadap dolar ke posisi US$1,1683, sementara poundsterling turun 0,1% ke level US$1,3546.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.198 Per Dolar AS pada Hari Ini (18/8)
Dolar mendapat dukungan dari berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan, meski pergerakan di pasar valas relatif terbatas.
Saat ini, pasar uang memperkirakan peluang 85% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
Ekspektasi tersebut melemah setelah rilis data menunjukkan lonjakan harga grosir AS bulan lalu dan kenaikan solid pada penjualan ritel Juli.
Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan mengenai prospek ekonomi dan kerangka kebijakan bank sentral dalam simposium Jackson Hole pada 21–23 Agustus.
Baca Juga: Loyo di Pekan lalu, Dolar AS Bergerak Stabil di Awal Pekan Ini
MUFG memperkirakan The Fed tetap akan memangkas suku bunga pada September, meski Powell kemungkinan tidak memberikan sinyal tegas pekan ini.
“Masih terlalu dini bagi The Fed untuk yakin sepenuhnya dapat kembali menurunkan suku bunga,” ujar Lee Hardman, Senior Currency Analyst MUFG Bank.
Bagi investor, agenda utama pada Senin adalah pertemuan Gedung Putih antara Trump dan Zelenskiy yang turut dihadiri beberapa pemimpin Eropa.
Washington mendorong Ukraina menerima kesepakatan damai cepat untuk mengakhiri perang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sebelumnya, pada Jumat lalu, Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyepakati bahwa perlu ada upaya menuju perjanjian damai tanpa gencatan senjata terlebih dahulu.
“Pasar keuangan masih diperdagangkan dengan asumsi adanya jalur, meski belum jelas menuju perdamaian,” tulis analis ING dalam catatan riset.
“Dengan aset berisiko yang diminati dan harga energi melemah, kami memperkirakan dolar akan tetap dalam tekanan seiring investor dolar menempatkan dananya kembali ke pasar,” lanjut catatan tersebut.
Baca Juga: Dolar AS Bersiap Hadapi Pekan Padat Geopolitik dan Isyarat The Fed
Seorang pejabat senior kebijakan luar negeri Trump menyebut, AS bisa menawarkan perlindungan ala NATO bagi Ukraina, dan Rusia disebut terbuka terhadap gagasan itu.
Di pasar mata uang lainnya, dolar naik 0,1% terhadap yen menjadi 147,38, sementara franc Swiss turun 0,1% ke level 0,8069.
Pemerintah Jepang pada Jumat lalu menepis komentar langka dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menyebut Bank of Japan (BOJ) “tertinggal” dalam kebijakan suku bunga.
Komentar itu dinilai sebagai tekanan agar BOJ segera menaikkan suku bunga.
Dolar Australia naik 0,1% ke US$0,6515, sedangkan dolar Selandia Baru menguat 0,3% ke US$0,5941 setelah melemah 0,5% pekan lalu.
Di pasar kripto, reli Bitcoin terhenti setelah menyentuh rekor tertinggi, turun 2% menjadi US$115.362,46.
Ether juga terkoreksi 4,3% ke US$4.275,85 setelah pekan lalu mencapai level tertinggi dalam hampir empat tahun.
