kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Dolar Perkasa Usai Trump Naikkan Tarif, Yen Terperosok ke Level Terendah Empat Bulan


Jumat, 01 Agustus 2025 / 09:16 WIB
Dolar Perkasa Usai Trump Naikkan Tarif, Yen Terperosok ke Level Terendah Empat Bulan
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan tajam pada Jumat (1/8/2025), menempatkannya di jalur menuju performa mingguan terbaik dalam hampir tiga tahun. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan tajam pada Jumat (1/8/2025), menempatkannya di jalur menuju performa mingguan terbaik dalam hampir tiga tahun.

Penguatan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi menetapkan tarif impor baru untuk puluhan mitra dagang.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.515 Per Dolar AS pada Hari Ini 1 Agustus 2025

Yen Jepang anjlok ke posisi terlemah sejak akhir Maret di level 150,89 per dolar AS, setelah Bank of Japan mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk kembali menaikkan suku bunga.

Mata uang lain juga terdampak kebijakan perdagangan terbaru AS. Dolar menguat terhadap franc Swiss setelah Trump menaikkan tarif menjadi 39% dari rencana awal 31%.

Dolar Kanada (loonie) juga melemah ke posisi terendah dua bulan lebih, menyusul tarif impor AS yang dinaikkan dari ancaman 25% menjadi 35%.

Sementara itu, euro tertahan mendekati level terendah dua bulan di US$1,1420, tertekan oleh kesepakatan perdagangan Uni Eropa-AS yang dinilai kurang menguntungkan bagi blok Eropa.

Baca Juga: Trump Hantam 69 Negara dengan Tarif Tinggi, Kanada Kena 35%

Penguatan dolar terjadi meskipun Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, menyebutnya sebagai "ketua yang buruk" dan menyayangkan keputusan mengangkatnya.

Tekanan politik terhadap The Fed sebelumnya sempat menekan dolar, namun pasar kini lebih fokus pada kekuatan fundamental dan sentimen perdagangan.

"Dalam jangka pendek, dolar masih berpotensi melanjutkan penguatan," kata Mike Houlahan, Direktur Electus Financial di Auckland.

Ia menambahkan bahwa pelemahan euro menjadi salah satu pergerakan terbesar minggu ini, terutama akibat dampak perjanjian dagang terbaru dengan AS.

Indeks dolar AS sempat menyentuh 100,10, pertama kali menembus level 100 sejak 29 Mei lalu.

Selanjutnya: 3 Strategi Warren Buffett untuk Kelas Menengah agar Kaya & Bahagia, Sangat Berharga!

Menarik Dibaca: iPhone 11 Harga Agustus 2025, Ini Dia Kualitas Videonya di Outdoor & Indoor




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×