kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Donald Trump Umumkan Raksasa Teknologi AS dalam Pembicaraan Mengakuisisi TikTok


Rabu, 29 Januari 2025 / 14:39 WIB
Donald Trump Umumkan Raksasa Teknologi AS dalam Pembicaraan Mengakuisisi TikTok
ILUSTRASI. Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa Microsoft tengah melakukan pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Senin, Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa Microsoft tengah melakukan pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, setelah platform media sosial tersebut sempat mengalami gangguan pada minggu lalu.

Trump juga mengungkapkan keinginannya untuk melihat adanya perang penawaran yang melibatkan beberapa pihak terhadap platform yang tengah populer ini.

Sebelumnya, Trump telah mengungkapkan bahwa ia terlibat dalam diskusi dengan beberapa pihak terkait kemungkinan akuisisi TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di Amerika Serikat.

Ia berharap dapat membuat keputusan terkait masa depan aplikasi ini dalam 30 hari ke depan, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

Baca Juga: Presiden Trump Ungkap Microsoft Berencana Akuisisi TikTok di AS

TikTok Diambil Offline Sebelum Hukum Baru Berlaku

Aplikasi TikTok sempat diambil offline sesaat sebelum diterapkannya hukum yang mengharuskan ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjualnya atau menghadapi larangan di Amerika Serikat.

Hukum ini diterapkan pada 19 Januari lalu karena kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan data pengguna oleh aplikasi tersebut. Namun, setelah Trump dilantik pada 20 Januari, ia menandatangani perintah eksekutif yang menunda penerapan hukum tersebut selama 75 hari.

Keputusan untuk mengatur atau bahkan melarang TikTok di Amerika Serikat didasari oleh kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut dapat menyalahgunakan data pribadi penggunanya.

Masalah ini terus menjadi isu utama dalam pembicaraan seputar masa depan TikTok, dengan banyak pihak yang meminta perusahaan tersebut lebih transparan mengenai bagaimana data penggunanya dikelola dan digunakan.

Baca Juga: Petugas Bagasi Berikan Peringatan Penumpang yang Membungkus Kopernya dengan Plastik

Proses Akuisisi dan Potensi Bidding War

Pernyataan Trump mengenai keinginannya untuk melihat adanya perang penawaran menambah kompleksitas situasi ini. Microsoft, yang menjadi salah satu perusahaan yang tertarik mengakuisisi TikTok, bukan satu-satunya calon pembeli.

Beberapa perusahaan teknologi besar lainnya juga diperkirakan akan tertarik untuk memasuki proses akuisisi ini jika peluang tersebut terbuka. Hal ini bisa menyebabkan proses penjualan TikTok menjadi lebih kompetitif, dengan pihak-pihak yang bersaing untuk mendapatkan platform yang memiliki jutaan pengguna aktif.

Bagi pengguna TikTok, perkembangan ini menjadi perhatian besar, mengingat potensi perubahan dalam kebijakan penggunaan data pribadi dan arah masa depan aplikasi tersebut.

Walaupun demikian, masih banyak yang menantikan keputusan final dari pemerintah Amerika Serikat dan apakah akuisisi ini akan mempengaruhi pengalaman pengguna TikTok di masa depan.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×