kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dua Orang Terkaya di Dunia Ini Memperebutkan Hak Siar Cricket di India


Jumat, 10 Juni 2022 / 11:30 WIB
Dua Orang Terkaya di Dunia Ini Memperebutkan Hak Siar Cricket di India
ILUSTRASI. Cricket India


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Super Bowl of Cricket atau Liga Primer India (IPL) menjadi salah satu acara olahraga dengan pertumbuhan tercepat di dunia karena mampu yang menarik 600 juta pemirsa. Bahkan,  nilai merek IPL hampir US$ 6 miliar.

Tak ayal, hak siar dari IPL menjadi rebutan banyak pihak, termasuk dua orang terkaya di dunia, Jeff Bezos dan Mukesh Ambani.

Perusahaan-perusahaan miliarder tersebut diproyeksi menjadi dua pesaing teratas dalam lelang hak siar IPL pada 12 Juni mendatang. Lelang ini juga akan memikat beberapa penawar untuk kontrak siaran dan streaming online terpisah selama lima tahun di wilayah yang berbeda.

Para taipan sedang mempersiapkan rencana permainan agresif untuk memastikan kemenangan untuk mendapatkan hak siar tersebut. Pesaing sengit lainnya adalah Walt Disney Co., dan Sony Group Corp.

Baik Reliance Industries Ltd. dari Ambani dan Amazon.com Inc. milik Bezos bertaruh bahwa pertandingan ini akan berfungsi sebagai pintu gerbang ke tujuan akhir mereka untuk mendominasi pasar konsumen India yang semakin online.

Baca Juga: Jepang Hingga Mozambik Terpilih Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

“Para penawar menaruh uang pada janji bahwa masyarakat India yang mengonsumsi data akan menentukan nasib setiap bisnis, dari ritel hingga perbankan, dan dari perjalanan hingga pendidikan.” ujar Karan Taurani, seorang analis media di Elara Capital yang berbasis di Mumbai mengutip dari Bloomberg, Jumat (10/6).

Mulai pertengahan 2021, Ambani, telah mengidentifikasi dan mempekerjakan eksekutif veteran untuk pekerjaan tersebut. Mereka termasuk Anil Jayaraj dan Gulshan Verma, yang membantu 21st Century Fox Inc. meraih kesepakatan sebelumnya pada tahun 2017.

Amazon, yang telah mengidentifikasi IPL di antara setengah lusin waralaba olahraga global yang diminatinya, sama-sama bertekad untuk mencetak kemenangan. Raksasa ritel ini telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk hak-hak sepak bola Eropa.

IPL bernilai sekitar US$ 5,9 miliar pada tahun 2020 oleh Duff & Phelps, yang sekarang dikenal sebagai Kroll. Managing Partner di D and P India Advisory Services Santosh N, pun menyebut angka itu sekarang bisa menjadi 25% lebih tinggi.

Untuk pertama kalinya, BCCI akan melelang hak siar dan streaming IPL secara terpisah. Empat kontrak siap diperebutkan, yang secara luas mencakup hak televisi dan digital, serta pilihan pertandingan utama, di anak benua India dan luar negeri.

Baca Juga: Harta Crazy Rich Dunia Susut Ratusan Triliun dalam 2 Minggu, Musk Kehilangan Rp 573 T

Taurani dari Elara mengatakan dia tidak akan terkejut jika total tawaran mencapai 600 miliar rupee setara US$ 7,7 miliar, lebih dari tiga kali lipat dari 163 miliar rupee yang dikumpulkan pada tahun 2017.

Taruhannya juga tinggi dengan meningkatnya persaingan antara Amazon dan Reliance di pasar ritel India. Baru-baru ini, kedua perusahaan terlibat dalam perselisihan hukum yang pahit atas kendali peritel lokal Future Group yang sedang berjuang. Tidak ada yang berhasil.

Disney yang saat ini masih memegang hak siar tersebut tampaknya juga tak tinggal diam dan berusaha mempertahankan hak yang diwarisinya tiga tahun lalu dari akuisisi Fox senilai US$ 71 miliar. Disney diperkirakan akan mengajukan tawaran untuk siaran - lokal dan luar negeri - dan digital.

Eksekutif puncak di kantor pusat Amazon dan Disney akan memutuskan taktik dan harga lelang, menurut beberapa orang yang melacak perkembangan di dalam perusahaan. Jumlah akhir kemungkinan akan melebihi US$ 1 miliar per tahun untuk hak-hak yang sangat didambakan tersebut.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×