Reporter: Dupla Kartini, Reuters | Editor: Dupla Kartini
HONG KONG. Duta Besar Iran untuk PBB menegaskan, penutupan Selat Hormuz merupakan pilihan, jika keamanan negaranya terancam. Selat Hormuz merupakan perairan yang dilewati sekitar seperlima dari perdagangan minyak dunia.
"Tidak ada keputusan untuk memblokir dan menutup Selat Hormuz, jika Iran tidak dalam ancaman," kata Duta Besar Mohammad Khazaee dalam programa Charlie Rose, hari ini.
AS dan Eropa berupaya memperketat sanksi ekonomi terhadap Iran untuk mencegah program nuklir. Hal ini memicu pasar minyak bergolak dan munculnya kekhawatiran penurunan pasokan akan melukai perekonomian global.
Khazaee mengutarakan, Iran mengakui Selat Hormuz sebagai perairan yang stabil dan damai. Namun, lanjutnya, jika ada kekuatan asing yang ingin mencari masalah di Teluk Persia, tentu saja akan menjadi hak Iran serta seluruh negara-negara di kawasan itu untuk mencoba membela diri.
Sejatinya, Khazaee bilang, ancaman untuk memblokir selat muncul dari beberapa orang-orang militer di Iran, dan bukan dari pemerintah. Sebelumnya, 27 Desember 2011, Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi menyatakan, Iran mungkin akan menutup Selat Hormuz dalam merespons embargo minyak. Iran merupakan produsen kedua terbesar di Organisasi Negara Pengekspor Minyak, setelah Arab Saudi.
Sementara itu, 8 Januari lalu, Ketua Gabungan Kepala Staf AS Jenderal Martin Dempsey menyebut, Iran bisa saja memblokir selat untuk periode tertentu, namun AS akan mengambil tindakan untuk membukanya kembali.