Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dunia dapat menghadapi kekurangan pasokan antibiotik jika masalah pasokan industri farmasi yang ditimbulkan oleh wabah virus corona di China tidak dapat segera diselesaikan. Hal itu diungkapkan oleh ketua kelompok bisnis Eropa di China pada hari Selasa (18/2/2020).
Melansir Reuters, Presiden Kamar Dagang Uni Eropa Joerg Wuttke mengatakan pada sebuah meja bundar di Beijing bahwa sinkronisasi pasokan di China sedang terhambat oleh wabah. Dia juga menyoroti masalah dalam industri mobil, di mana terjadi lonjakan dalam persediaan.
Dia juga mencatat bahwa perusahaan kehabisan bahan kemasan dan menghadapi tantangan dengan ketidakpastian peraturan.
Baca Juga: Hati-hati! Penyebar hoaks virus corona akan kena sanksi penjara dan denda Rp 1 miliar
Mengutip South China Morning Post, otoritas kesehatan China pada hari Selasa melaporkan terdapat 1.886 kasus virus corona baru dan 98 kematian di China daratan. Kondisi itu menjadikan totalnya masing-masing menjadi 72.436 dan 1.868, per Senin (17/2/2020) tengah malam.
Provinsi Hubei, pusat wabah virus corona, melaporkan 1.807 kasus baru di mana 1.600 di antaranya terjadi di ibukota provinsi Wuhan. Dilaporkan pula ada 93 kematian di wilayah ini.
Baca Juga: Ilmuwan China: Obat antimalaria efektif untuk mengobati infeksi virus corona
Di sisi lain, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada sekitar 1.701 pasien yang telah pulih pada Senin.
Angka-angka terbaru dari Hubei membawa jumlah total kasus di provinsi Hubei menjadi 59.989 dan jumlah kematian menjadi 1.789. Sehari sebelumnya, provinsi Hubei telah mengumumkan 1.933 kasus baru dan 100 kematian.
Baca Juga: Virus corona dan ancaman resesi membuat Bursa Asia memerah
"Dari total Hubei untuk hari Senin, 1.600 kasus baru dan 72 kematian terjadi di ibukota provinsi Wuhan," jelas komisi kesehatan Hubei seperti yang dikutip dari South China Morning Post.