kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Dunia Diperkirakan Kekurangan Pasokan Beras Terbesar dalam 20 Tahun


Jumat, 21 April 2023 / 10:06 WIB
 Dunia Diperkirakan Kekurangan Pasokan Beras Terbesar dalam 20 Tahun
ILUSTRASI. ANTARA FOTO


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi beras dunia tahun ini diperkirakan akan turun sangat besar, sehingga berdampak pada kenaikan harga. Negara-negara yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok harus mulai waspada, termasuk Indonesia. 

Fitch Solution dalam riset terbarunya bertajuk Fitch Solutios Country Riks & Industry Research, memperkirakan dunia akan menghadapi kekurangan pasokan beras sebanyak 8,7 juta ton pada periode tahun 2022/2023.

Ini akan menjadi defist terbesar antara penawaran dan permintaan dalam dalam 20 tahun terakhir. Desifit beras global terbesar sebelumnya terjadi pada tahun 2003/2004 yakni sebanyak 18,6 juta ton.

Menurut Fitch Solution, penurunan produksi tersebut akibat dari perang yang terjadi di Ukraina, serta adanya cuaca buruk di negara-negara penghasil beras seperti China dan Pakistan. 

Pada semester II tahun lalu, sawah-sawah di China, produsen beras terbesar dunia, dilanda kekeringan hebat dan lalu disusul dengan banjir. Akumulasi curah hujan di  pusat utama produksi beras China yakni provinsi Guanxi dan Guandong merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun. 

Sementara menurut laporan Departemen Pertanian AS (USDA), banjir tahun lalu telah mengakibatkan penurunan produksi beras di Pakistan sebesar 31% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy). Negara ini menyumbang 7,6% dari perdagangan beras global.

Desifit bini-bijian yang paling banyak dibudidayakan di dunia tresebut akan merugikan importir besar.“Dampak paling nyata dari defisit beras dunia ini adalah harga beras tertinggi selama satu dekade,” kata analis komoditas Fitch Solutions, Charles Hart, dilansir dari CNBC, Jumat (21/4).

Fitch Solutions memperkirakan harga beras hingga tahun 2024 akan tetap berada pada level teringgi saat ini. Adapun rata-rata berastahun ini sekitar US$ 17,3 per cwt. Adapun penurunan tahun depan kemungkinan hanya akan sampai US$ 14,5 per cwt. Cwt adalah satuan ukuran untuk komoditas tertentu seperti beras.

Mengingat beras merupakan makanan pokok di berbagai negara di Asia, Hart mengatakan kenaikan harga ini akan menjadi penentu utama inflasi harga pangan dan ketahanan pangan, terutama untuk rumah tangga termiskin.

Oscar Tjakra, analis senior bank pangan dan pertanian global Rabobank menyebut, defisit produksi global ini akan meningkatkan biaya impor bagi negara importir beras terbesar tahun ini seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, dan negara-negara Afrika pada 2023.

Kelly Goughary, analis riset senior Gro Intelligence memperkirakan akan banyak negara terpaksa menarik stok domestik mereka.

Menurutnya, negara-negara yang paling terkena dampak defisit adalah negara-negara yang sudah dilanda lonjakan inflasi pangan domestik yang tinggi seperti Pakistan, Turki, Suriah, dan beberapa negara Afrika.

Sementara Hart menambahkan, pasar ekspor beras global, yang biasanya lebih ketat daripada biji-bijian utama lainnya, telah dipengaruhi oleh pembatasan ekspor India. India sudah melarang ekspor beras sejak bulan September tahun lalu.




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×