Reporter: Dyah Megasari, BBC |
NEW YORK. Pernyataan berisi kecaman terhadap pelaku kekerasan di Nigeria tepat pada malam Natal yang menewaskan 40 orang muncul dari berbagai penjuru dunia. Dalam kejadian ini, 40 orang yang tewas merupakan jemaat misa Natal di gereja St Theresa, dekat Abuja.
Kantor Presiden AS di Gedung Putih menyatakan serangan itu adalah kekerasan tanpa otak. Kemudian Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris William Hague menyatakan bom itu diledakkan oleh para pengecut.
Juru bicara Gedung Putih bilang, investigasi awal menunjukkan serangan bom ini merupakan aksi teroris dan berjanji akan membantu Nigeria menangkap pelakunya.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyampaikan duka yang mendalam bagi korban dan menyatakan perang terhadap aksi terorisme.
Nada miris pun diungkapkan oleh Menlu Jerman, Guido Westerwelle. "Bahkan pada hari Natal, dunia tetap tak bebas dari sikap pengecut dan rasa takut akan terorisme," ungkapnya.
Ungkapan simpati juga datang dari Israel yang berjanji mengirim bantuan kesehatan ke Nigeria dan mengutuk serangan pada hari Natal itu sekeras mungkin.
Sedangkan Vatikan bersuara bahwa menyerang gereja adalah kebencian buta yang bertujuan menumbuhkan dan menyuburkan kebencian dan kebingungan.
Menanggapi ucapan simpati ini, Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, yang juga penganut Kristiani, berjanji akan mengusut tuntas pembunuhan secara sadis ini. "Saya ingin meyakinkan semua warga Nigeria bahwa pemerintah tak akan tinggal diam dalam upaya menghukum para pelaku kejahatan ini," jelasnya.