kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Edward Jenner, penemu vaksin pertama di dunia


Jumat, 28 Agustus 2020 / 14:47 WIB
Edward Jenner, penemu vaksin pertama di dunia
ILUSTRASI. Penemu vaksin Edward Jenner.


Penulis: Virdita Ratriani

Pada 1796, Edward Jenner melakukan eksperimennya pada James Phipps yang berusia delapan tahun. Dia menguji teorinya, gadis pemerah susu yang menderita penyakit ringan cacar sapi tidak pernah tertular cacar, salah satu pembunuh terbesar pada masa itu, terutama di antara anak-anak.

Jenner kemudian menyuntikkan cairan dari lepuhan cacar sapi seorang gadis pemerah susu di Inggris kepada anak laki-laki berusia 8 tahun. Satu lepuhan muncul di tempat olesan tersebut, tapi anak laki-laki tersebut berhasil sembuh. 

Dia lalu berulang kali mencoba untuk membuat bocah tersebut kembali tertular cacar, nyatanya dia tidak pernah kembali sakit.  

Jenner pun telah menunjukkan imunisasi cacar. Kemudian, pada 1797, dia menyerahkan makalah ke Royal Society yang menjelaskan eksperimennya. 

Tetapi, Jenner diberi tahu bahwa idenya terlalu revolusioner dan membutuhkan lebih banyak bukti. Tanpa gentar, ia bereksperimen pada beberapa anak lain, termasuk putranya sendiri yang berusia 11 bulan. 

Baca Juga: 15 Juta masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 di akhir tahun 2020

Pada 1798, hasil akhirnya dipublikasikan dan Jenner menciptakan kata vaksin dari bahasa Latin 'vacca' untuk sapi.

Kritikan terhadap Edward Jenner

Jenner juga pernah diejek secara luas. Kritikus, terutama pendeta, menyatakan, menyuntik seseorang dengan materi dari hewan yang sakit adalah tindakan yang menjijikkan dan tidak saleh.

Pada 1802, sebuah kartun satir memperlihatkan orang-orang yang telah divaksinasi menumbuhkan kepala sapi. Tetapi, keuntungan nyata dari vaksinasi dan perlindungan yang Jenner berikan merupakan pembuktian dari keberhasilan vaksin tersebut. 

Jenner menjadi terkenal dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk meneliti dan memberikan pandangan tentang perkembangan vaksinnya. Ia  melakukan penelitian di sejumlah bidang pengobatan lainnya juga tertarik pada pengumpulan fosil dan hortikultura.

Dia meninggal pada 26 Januari 1823.

Baca Juga: Ma'ruf Amin minta sertifikasi halal vaksin Covid-19 mulai diproses




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×