Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
HONG KONG. Saham Prada SpA terjun di pasar Hong Kong begitu perdagangan dibuka pagi ini. Perusahaan asal Italia ini mengumumkan penurunan kinerja kuartal pertama fiskalnya (1 Februari-30 April) terimbas penurunan permintaan barang mewah di Asia dan Eropa di tengah pelemahan ekonomi global.
Produsen barang mewah selama ini bergantung pada konsumen China. Hong Kong juga menjadi rumah kedua bagi produsen fesyen premium Eropa lantaran kawasan ini menarik turis Asia. Penurunan turis akibat pelambatan ekonomi akan menggoyang kinerja produsen seperti Prada.
Prada mengumumkan laba bersih turun 24% menjadi € 105,3 juta di kuartal I lalu berbanding periode setahun sebelumnya. Perusahaan yang berbasis di Milan, Italia ini juga mengatakan, laba bersih tergerus rugi kurs akibat penguatan yen terhadap euro.
Penjualan selama periode tersebut turun 0,6% year on year menjadi € 777,7 juta. Manajemen Prada mengatakan, penurunan angka penjualan juga terjadi lantaran penutupan berbagai toko. Salah satu alasan Prada menutup berbagai toko adalah untuk meningkatkan citra dan menjaga eksklusifitas.
Alasan lainnya, menyeimbangkan jumlah toko dengan permintaan di Eropa yang stagnan. Penjualan Prada di Eropa merosot 4,1%.
Namun, manajemen Prada yakin kondisi mendatang lebih baik. "Kami tidak percaya kondisi makroekonomi akan berimbas pda pertumbuhan korporat," kata Patrizio Bertelli, Chief Executive Officer Prada.
Perusahaan ini meramal, penurunan penjualan tidak akan lebih dari € 5 juta di kinerja setahun yang berakhir April 2015 nanti.