Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Perekonomian Jepang secara tidak terduga mengalami kontraksi untuk dua kuartal berturut-turut pada kuartal III.
Data yang dirilis oleh Kementrian Jepang menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) turun 1,6% pada tiga bulan yang berakhir September. Sebagai perbandingan, nilai tengah analis yang disurvei Bloomberg memprediksi adanya kenaikan sebesar 2,2%.
Saat ini, pemerintahan Perdana Menteri Sinzo Abe diprediksi akan menunda kenaikan pajak penjualan menjadi 10% dari sebelumnya 8%. Apalagi, saat ini pemerintahan Abe tengah berjuang keras untuk mendapatkan dukungan publik setelah kebijakannya menaikkan pajak penjualan April lalu menyebabkan kontraksi terhebat dalam lima tahun terakhir.
"Ekonomi Jepang masuk ke jurang resesi. Kondisi ini dipicu oleh kenaikan pajak. Penundaan kenaikan pajak penjualan saat ini sudah hampir pasti," jelas Jesper Koll, head of Japan strategy JPMorgan Chase & Co.