kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi, Ant Group Luncurkan Bank Digital di Singapura


Senin, 06 Juni 2022 / 10:02 WIB
Ekspansi, Ant Group Luncurkan Bank Digital di Singapura
ILUSTRASI. Alipay, yang dimiliki Ant Group


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Di tengah menemui hambatan regulasi dalam pasar dalam negerinya, Ant Group Co. milik miliarder Jack Ma lakukan ekspansi ke luar negeri. Fintech terbesar di China ini meluncurkan bank digital di Singapura bernama Anext Bank.

Anext telah mendapatkan persetujuan dari Monetary Authority of Singapore (MAS) untuk memulai bisnis pada 2 Juni lalu.

Ant Group menjelaskan, Anext Bank akan menyediakan layanan keuangan digital untuk usaha mikro, kecil dan menengah yang memiliki operasi lintas batas. Ant akan mengizinkan bisnis ini untuk membuka rekening mulai kuartal III-2022.

Dengan hadirnya Anext Bank, itu berarti raksasa fintech ini memasuki arena yang telah didominasi oleh pemain lama tradisional termasuk DBS Group Holdings Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp.

Baca Juga: Covid Munculkan Ketidakpastian, Alibaba Tidak Lagi Memasang Target Kinerja

Ant menggunakan Singapura sebagai basis bisnisnya di Asia Tenggara karena dinilai mengimbangi prospek pertumbuhan yang lebih lambat di dalam negeri setelah perombakan peraturan yang dibuat pemerintah China.

“Inovasi berkelanjutan dan kemampuan baru yang akan dibawa oleh bank digital tidak diragukan lagi akan menambah lebih banyak mesin pertumbuhan ke sektor keuangan Singapura,” kata Chief Fintech Officer Otoritas Moneter Singapura Sopnendu Mohanty dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6).

Toh Su Mei, mantan eksekutif di DBS, akan mengambil alih kendali bank digital Ant. Toh telah memimpin divisi pinjaman DBS untuk usaha kecil dan menengah di wilayah tersebut sebelum bergabung dengan raksasa fintech ini.

Bank digital Ant, mulai beroperasi dengan menawarkan pratinjau akun deposito mata uang gandanya, yang mencakup fitur-fitur termasuk verifikasi otentikasi tiga faktor, on-boarding jarak jauh, dan bunga harian.

Lisensi grosir Ant memungkinkannya untuk melayani perusahaan kecil dan menengah serta segmen non-ritel lainnya, dan memerlukan komitmen modal sebesar S$ 100 juta setara US$ 73 juta. Itu dibandingkan dengan lisensi bank digital penuh, yang dapat melayani semua jenis pelanggan dan pada akhirnya membutuhkan modal S$ 1,5 miliar serta kontrol lokal.

Baca Juga: Ingin Kerek Harga Sahamnya, Alibaba Tingkatkan Lagi Nilai Buyback

Ant, yang sebagian dimiliki oleh Alibaba Group Holding Ltd., juga dapat memanfaatkan unit operator e-commerce di Asia Tenggara, Lazada.

Ant juga akan bermitra dengan Proxtera, entitas lokal yang merupakan bagian dari inisiatif publik yang dipimpin oleh MAS dan Otoritas Pengembangan Media Infocomm Singapura, untuk menciptakan kerangka kerja terbuka untuk kolaborasi dengan lembaga keuangan.

Upaya Singapura untuk membuka industri perbankan bagi perusahaan teknologi mengikuti langkah serupa di Hong Kong, di mana Ant dan pesaing China termasuk Tencent Holdings Ltd. memperoleh lisensi pada tahun 2020.

Aplikasi pembayaran Ant Alipay memiliki sekitar satu miliar pengguna aktif tahunan pada Agustus 2020. Perusahaan telah berinvestasi di 10 operator dompet digital di luar China, termasuk Paytm di India dan Dana di Indonesia.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×