kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Erdogan: AS, Rusia, Prancis menunda-nunda penanganan konflik Azerbaijan dan Armenia


Rabu, 14 Oktober 2020 / 19:52 WIB
Erdogan: AS, Rusia, Prancis menunda-nunda penanganan konflik Azerbaijan dan Armenia
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban (tidak tampak dalam foto) di Budapest, Hongaria, 7 November 2019.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Grup Minsk yang dipimpin Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat mengulur-ulur waktu dalam menangani konflik antara Azerbaijan dan Armenia. 

Azerbaijan pada Rabu (14/10) menuduh Armenia berusaha menyerang jaringan pipa gas dan minyaknya di tengah gencatan senjata yang ditengahi Rusia, dan memperingatkan akan melakukan pembalasan yang "parah". 

Turki menuduh Armenia menduduki wilayah Nagorno-Karabakh dan bersumpah mendukung penuh Azerbaijan. Ankara telah berulang kali meminta Grup Minsk untuk mendesak Armenia menarik diri dari wilayah tersebut.

"Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis masih menunda-nunda ini (menangani konflik) dengan taktik mengulur waktu mereka," kata Erdogan kepada anggota Partai AK di parlemen pada Rabu (14/10). 

Baca Juga: Perang regional di depan mata, Prancis-AS-Rusia bertemu di Nagorno-Karabakh

“Beri saja mereka (Azerbaijan) tanah yang diduduki (Armenia). Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan di tanah mereka sendiri,” tegas Presiden Turki seperti dikutip Reuters.

"Yang perlu Anda lakukan adalah menyelesaikan negosiasi Anda dan menyerahkan tanah kepada pemiliknya," ujar Erdogan mengacu pada pembicaraan selama 30 tahun antara pihak yang bertikai dan Grup Minsk.

Erdogan bantah Turki mengerahkan pejuang Suriah

Nagorno-Karabakh milik Azerbaijan berdasarkan hukum internasional, tetapi dihuni dan diatur oleh etnis Armenia. Bentrokan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran Turki dan Rusia mungkin akan terseret.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Moskow tidak setuju dengan posisi Turki dan solusi militer tidak dapat diterima. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev bilang, Turki harus terlibat dalam pembicaraan.

Baca Juga: Presiden Iran: Perang antara Armenia dan Azerbaijan bisa menjadi perang regional

Erdogan juga membantah laporan yang menyebutkan Turki telah mengerahkan pejuang Suriah yang menjadi sekutu mereka ke wilayah Nagorno-Karabakh, tuduhan yang juga dibantah keras oleh Azerbaijan.

"Anda mengirim pejuang Suriah ke sana, kata mereka ke Azerbaijan sambil tetap diam terhadap semua pasokan lainnya. Mereka punya pekerjaan di negara mereka sendiri, mereka tidak akan pergi ke sana," kata Erdogan.

Selanjutnya: Perang Armenia-Azerbaijan, Turki siap berikan dukungan apa pun untuk Azerbaijan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×