Sumber: Reuters | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - TEXAS. Exxon Mobil Corp mengkaji kemungkinan menjalankan program PHK di seluruh dunia. Hal ini setelah perusahaan minyak ini mengumumkan program pemberhentian sukarela di Australia.
Mengutip Reuters Rabu (2/9), perusahaan telah memangkas belanja modal tahun ini sebesar 30% menjadi sekitar US$ 23 miliar.. Exxon juga pada bulan Agustus pihaknya merencanakan pemotongan modal dan biaya operasional untuk mempertahankan dividennya setelah melaporkan kerugian pada kuartal pertama dan kedua.
"Kami memiliki evaluasi yang sedang berlangsung di setiap negara untuk menilai kemungkinan efisiensi tambahan untuk menyesuaikan ukuran bisnis kami dan membuatnya lebih kuat untuk masa depan," ujar juru bicara Exxon Casey Norton, yang berbasis di kantor pusat perusahaan di Irving, Texas, mengatakan dalam email komentar kepada Reuters.
Komentar tersebut menandai pergeseran, setelah Exxon mengatakan kepada Reuters pada Juli bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk PHK karena pandemi dan tidak ada target persentase untuk mengurangi tenaga kerjanya melalui tinjauan karyawan tahun ini.
Di Australia, Exxon mengatakan bahwa mereka telah menyelesaikan peninjauan pekerjaan proyek sedang mencari relawan untuk keluar dari perusahaan. Sampai pekerjaan studi lain selesai, terlalu dini untuk menarik kesimpulan bagi negara lain, kata Norton.
Exxon sendiri ingin menjual 50% sahamnya di usaha patungan minyak dan gas Selat Bass di tenggara Australia, yang diperkirakan analis dapat mencapai US$ 3 miliar. Analis berspekulasi Exxon juga dapat menjual atau menutup pabrik Altona di Melbourne, kilang tertua Australia.