kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.135   -26,46   -0,37%
  • KOMPAS100 1.093   -0,98   -0,09%
  • LQ45 868   -3,53   -0,41%
  • ISSI 217   0,42   0,19%
  • IDX30 444   -2,45   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,89   -0,72%
  • IDX80 125   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 134   -2,12   -1,56%
  • IDXQ30 148   -1,06   -0,71%

FDIC: Bank-Bank Besar AS akan Menanggung Biaya Akibat Runtuhnya SVB


Jumat, 12 Mei 2023 / 18:31 WIB
FDIC: Bank-Bank Besar AS akan Menanggung Biaya Akibat Runtuhnya SVB
ILUSTRASI. Bank-bank terbesar AS akan menanggung biaya untuk mengisi kembali dana penjaminan simpanan yang terkuras akibat SVB.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) yang merupakan lembaga penjamin simpanan di Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa bank-bank terbesar AS akan menanggung sebagian besar biaya untuk mengisi kembali dana penjaminan simpanan yang terkuras sebesar US$ 16 miliar akibat runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB). FDIC menyebut bahwa bank-bank level menengah juga akan ikut menanggung biaya ini. 

FDIC akan memberlakukan biaya special assessment sebesar 0,125% pada simpanan yang tidak dijaminkan dari bank-bank dengan total aset lebih dari US$ 5 miliar, berdasarkan jumlah deposito yang tidak diasuransikan yang dimiliki bank pada akhir 2022.

Meskipun biaya tersebut diberlakukan pada semua bank, pada praktiknya bank-bank dengan total aset lebih dari US$ 50 miliar akan menanggung lebih dari 95% biaya tersebut. Bank dengan aset kurang dari $5 miliar tidak perlu membayar biaya. Sebanyak 113 bank diharapkan akan membayar biaya tersebut.

Empat belas bank teratas di AS harus membayar biaya sebesar US$ 5,8 miliar setiap tahunnya, yang bisa merusak laba per saham mereka sebesar 3% secara median, menurut laporan dari analis Credit Suisse Susan Roth Katzke.

Baca Juga: Survei The Fed Tunjukkan Kondisi Kredit AS Terus Mengetat Sejak Awal Tahun Ini

Biaya ini akan dikumpulkan selama delapan kuartal mulai Juni 2024, tetapi bisa disesuaikan jika perkiraan kerugian pada dana asuransi berubah. Perpanjangan waktu ini bertujuan untuk meminimalkan dampak pada likuiditas bank dan diperkirakan tidak akan berdampak besar pada modal bank, menurut pejabat FDIC.

JP Morgan Chase & Co diperkirakan harus membayar biaya tahunan sebesar US$ 1,3 miliar, diikuti oleh Bank of America Corp sebesar US$ 1,1 miliar dan Wells Fargo & Co sebesar US$ 898 juta. Ketiga bank tersebut menolak memberikan komentar.

Analis TD Cowen Jaret Seiberg menyebut angka itu merupakan jumlah yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sebab, FDIC berusaha untuk mendapatkan kembali dana tersebut hanya dalam waktu dua tahun.

"Kami telah memperkirakan bahwa lembaga tersebut akan menyebarkan pembayaran setidaknya dalam tiga tahun," kata Seiberg kepada Reuters.

Baca Juga: Warren Buffett Keluarkan Prediksi Suram Soal Kondisi Bank-Bank AS

FDIC yang menjamin deposito nasabah hingga US$ 250.000, memiliki total dana US$ 128,2 miliar pada akhir 2022.

Biasanya, bank membayar biaya per kuartal untuk mendanai dana tersebut. Tetapi FDIC mengatakan bahwa pungutan khusus diperlukan untuk menutupi biaya yang besar yang terjadi setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada Maret lalu.

Kedua bank tersebut, yang memiliki tingkat simpanan tidak diasuransikan yang sangat tinggi, tiba-tiba gagal setelah para deposan lari karena khawatir dengan kondisi keuangannya. Regulator menyatakan bahwa bank-bank tersebut kritis bagi sistem keuangan, sehingga FDIC mendukung semua deposito dalam upaya untuk menghentikan penyebaran kekhawatiran.

Penjualan First Republic Bank dan akuisisi oleh JP Morgan Chase bulan ini diperkirakan akan menambah biaya sebesar US$ 13 miliar untuk FDIC tersebut.

Beberapa bank regional lain yang memiliki proporsi deposito tidak dijamin yang tinggi antara lain Comerica Bank, Western Alliance Bank, Zions Bank, dan Synovus Financial, menurut analisis Reuters



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×