kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

The Fed Menaikkan Suku Bunga, Jadi Tekanan Bagi Bank-Bank Regional AS


Kamis, 04 Mei 2023 / 15:47 WIB
The Fed Menaikkan Suku Bunga, Jadi Tekanan Bagi Bank-Bank Regional AS
ILUSTRASI. Kebijakan bank sentral AS (The Fed) dan menjadi tekanan bagi bank regional AS. REUTERS/Elizabeth Frantz


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham global merosot, sementara mata uang Jepang (Yen) tampak menguat di hari ini, Kamis. Ini sebagai reaksi terhadap kebijakan bank sentral AS (The Fed) dan menjadi tekanan bagi bank regional AS lainnya serta mendorong investor untuk mengambil posisi pivot, bukan sekedar memberi jeda kenaikan suku bunga.

Dilansir dari Reuters, Kamis (4/5), Bank Regional AS, PacWest Bancorp mengingatkan kepada para investor akan kesehatan beberapa bank, meskipun ada jaminan dari para regulator untuk mengatasi krisis yang di mulai dengan runtuhnya Silicon Valey Bank dan Signature bank.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat basis poin dan mungkin akan memberikan jeda kenaikannya. Hal ini menjadi acuan para pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank, menunggu resolusi politik untuk plafon utang AS dan memantau inflasi.

Baca Juga: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 25 Bps, Apakah Ini yang Terakhir?

“Keputusan The Fed diperkirakan secara matang, sehingga tidak memberikan banyak kejutan pada pasar keuangan. Saya pikir situasi ekonomi saat ini tidak semuanya positif, terutama kekalahan bank-bank regional belakangan ini, dan bank-bank besar mengambil alih bank yang lebih kecil. Ini bukan pertanda baik, dan risiko-risiko menyebar ke sistem perbankan yang lebih luas sehingga membuat para investor khawatir,” ujar Analis pasar di CMC Markets, Tina Teng.

Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga, dan menjadi kenaikan ketujuh untuk ECB. Saham-saham Eropa juga tampak lesu, dengan Eurostoxx 50 futures flat dan FTSE futures turun 0,21%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6% dalam perdagangan yang menipis. Sementara itu indeks acuan China dibuka melemah setelah liburan hari buruh namun tetap rebound dipimpin oleh perusahaan milik negara.

Indeks manajer pembelian manufaktur Caixin / S&P Global (PMI) secara tak terduga lemah di bulan April, menunjukkan permintaan domestik yang lebih lemah.

E-mini futures untuk S&P 500 turun 0,22%, mencerminkan penurunan dramatis pada saham-saham perbankan regional setelah penutupan pasar AS. Indeks S&P 500 ditutup 0,70% lebih rendah.

Baca Juga: Pimpinan The Fed: Gagal Bayar Utang AS Memiliki Konsekuensi Beragam

PacWest turun hampir 60% setelah mengumumkan bahwa mereka sedang menjajaki opsi-opsi strategis, termasuk potensi penjualan atau peningkatan modal. Peningkatan likuiditas yang diumumkan pada bulan Maret gagal menginspirasi kepercayaan pada harga sahamnya yang sedang sakit.

Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut membuat pasar Asia tidak hanya menghadapi kemungkinan puncak suku bunga AS, tetapi juga penurunan.

Sementara itu, Treasury berjangka tampak menguat seperti Fed Funds berjangka yang terakhir menyiratkan peluang 52% untuk penurunan suku bunga pada bulan Juli. Harga obligasi bertenor dua tahun naik menjadi 3,8%.

Yen Jepang menguat 0,1% terhadap dolar AS di 134,51 per dolar, menambah kenaikan lebih dari 1% pada hari Rabu.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×