Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Yayasan Bill Gates berkomitmen menggelontorkan dana sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 41 triliun hingga tahun 2030 untuk mendukung penelitian dan pengembangan kesehatan perempuan.
Langkah ini menyoroti kebutuhan mendesak terhadap perhatian yang lebih besar pada isu-isu kesehatan perempuan yang selama ini kerap terpinggirkan, mulai dari preeklamsia hingga menopause.
Bill Gates menyebut kesehatan perempuan sebagai bidang yang terlalu lama diabaikan. Ia menilai masih banyak perempuan di dunia, baik di negara maju maupun berkembang, yang meninggal karena kondisi yang bisa dicegah atau harus hidup dengan penyakit yang tidak tertangani dengan baik.
“Kesehatan perempuan terus diabaikan, kekurangan dana, dan dikesampingkan. Itu harus diubah,” tegas Gates dalam pernyataan resminya, Senin (4/8/2025).
Baca Juga: Bill Gates Akan Sumbang Rp 3.300 Triliun pada 2045 dan Kecam Elon Musk
Komitmen ini menjadi salah satu investasi filantropi terbesar Gates sejak ia mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan kekayaannya senilai US$ 200 miliar hingga tahun 2045.
Nilainya sekitar sepertiga lebih besar dibandingkan total dana yang telah dikucurkan yayasan untuk isu serupa dalam lima tahun terakhir.
Pendanaan ini akan difokuskan pada lima area utama: layanan kebidanan dan imunisasi ibu, kesehatan dan gizi ibu, kesehatan menstruasi dan ginekologi, inovasi kontrasepsi, serta penanggulangan infeksi menular seksual.
Targetnya bukan hanya mendorong riset dan pengembangan produk kesehatan, tetapi juga memastikan akses yang adil terhadap solusi medis di seluruh dunia.
Baca Juga: Bill Gates Akan Sumbangkan Sebagian Besar Kekayaan Rp 3.258 Triliun untuk Afrika
Dr. Anita Zaidi, kepala bidang kesetaraan gender di Yayasan Gates, menyoroti betapa terbatasnya data ilmiah mengenai kesehatan perempuan.
Ia mengungkapkan bahwa masih banyak pertanyaan dasar yang belum terjawab karena minimnya riset yang melibatkan perempuan.
“Kalau Anda lihat literatur ilmiah, mungkin hanya ada 10 perempuan yang pernah diteliti untuk isu-isu penting seperti bagaimana obat masuk ke dalam rahim,” kata Zaidi.
Ia juga mengutip analisis McKinsey & Co tahun 2021 yang menunjukkan hanya satu persen dari total pengeluaran riset dan inovasi layanan kesehatan global yang dialokasikan untuk kondisi khusus perempuan di luar kanker.
Baca Juga: Bill Gates Bakal Sumbangkan Sebagian Besar Kekayaan untuk Afrika
Zaidi menyadari dana US$ 2,5 miliar ini belum cukup untuk menjawab seluruh tantangan. Karena itu, ia menyerukan peran serta dari sektor swasta, lembaga filantropi, dan pemerintah untuk ikut ambil bagian.
Di luar Yayasan Gates, Melinda French Gates—mantan istri Bill Gates—juga terus aktif berinvestasi di bidang kesehatan perempuan setelah mundur dari yayasan tersebut tahun lalu.