Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bill Gates pada Kamis (8/5/2025) mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan dana sebesar US$ 200 miliar atau sekitar Rp 3.300 triliun (kurs Rp 16.502) melalui yayasan amalnya pada tahun 2045.
Ia juga mengecam Elon Musk atas kebijakan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran bantuan luar negeri Amerika Serikat (AS), yang menurutnya berdampak fatal bagi anak-anak miskin di dunia.
Gates, pendiri Microsoft berusia 69 tahun, menyatakan bahwa ia mempercepat rencana untuk melepaskan hampir seluruh kekayaannya dan menutup Bill & Melinda Gates Foundation pada 31 Desember 2045, lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Baca Juga: Rekor Baru Elon Musk: Jadi Orang Pertama yang Kekayaannya Melampaui US$ 400 Miliar
Ia berharap sumbangan itu dapat membantu memberantas penyakit seperti polio dan malaria, mengurangi angka kematian yang dapat dicegah di kalangan ibu dan anak, serta menanggulangi kemiskinan global.
Langkah ini diumumkan di tengah tren pemotongan anggaran bantuan internasional oleh sejumlah negara, termasuk AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemangkasan tersebut dikelola oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh Musk.
“Gambaran orang terkaya di dunia yang membunuh anak-anak termiskin di dunia bukanlah gambaran yang indah,” ujar Gates kepada Financial Times.
Dalam wawancara terpisah dengan Reuters, Gates memperingatkan bahwa pengurangan anggaran bantuan dapat membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade dalam menurunkan angka kematian anak, terutama dalam kurun waktu empat hingga enam tahun mendatang.
“Jumlah kematian akan mulai meningkat untuk pertama kalinya... akan ada jutaan kematian lagi karena keterbatasan sumber daya,” kata Gates.
Baca Juga: Bill Gates Bicara Soal Warisan Setelah Sumbangkan Harta US$ 100 Miliar Lebih
Meski demikian, ia menyatakan optimisme bahwa perhatian pemerintah terhadap isu kelangsungan hidup anak-anak akan meningkat dalam dua dekade ke depan. Ia menambahkan bahwa meskipun dirinya dan Elon Musk sebelumnya memiliki pandangan serupa terkait peran orang kaya dalam filantropi, hubungan mereka kini tidak lagi harmonis.
“Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya saat saya meninggal, tetapi saya menduga bahwa ‘dia (Musk) meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satu di antaranya,” tulis Gates di situs webnya.
“Terlalu banyak masalah mendesak yang harus dipecahkan sehingga saya tidak dapat menyimpan sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu orang lain,” lanjutnya.
Gates juga menyoroti bahwa tidak semua negara kaya tetap berkomitmen terhadap pendanaan bagi masyarakat termiskin. Ia mencatat pemotongan bantuan dari donor besar seperti Inggris, Prancis, dan terutama AS.
Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah tetap menjadi faktor kunci dalam pencapaian target global, dan menyampaikan apresiasi terhadap negara-negara di Afrika yang telah mengalokasikan ulang anggaran mereka.
Baca Juga: Prabowo: Bill Gates Ingin Temui Saya Lusa untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis!
Namun, ia menekankan bahwa pemberantasan polio, misalnya, tidak akan mungkin terjadi tanpa kontribusi finansial dari AS.