Sumber: Benzinga | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, CEO Tesla, kembali mengungkapkan pandangannya yang tajam mengenai hubungan yang tegang dengan Bill Gates, co-founder Microsoft, terkait posisi pendek (short position) Gates terhadap saham Tesla.
Musk bahkan menyarankan bahwa Gates bisa menghadapi kebangkrutan jika Tesla berhasil menjadi "perusahaan paling bernilai di dunia jauh lebih dari yang lain", meningkatkan eskalasi dalam perseteruan panjang keduanya.
Saat ini, kapitalisasi pasar Tesla tercatat sebesar US$1,251 triliun, yang meskipun luar biasa, masih tertinggal jauh di belakang Apple Inc. yang memiliki kapitalisasi pasar US$3,729 triliun. Agar Tesla dapat mencapai posisi puncak tersebut, perusahaan perlu tumbuh hampir 200%.
Baca Juga: Kenapa Anda Harus Menghindari Memakai Celana Pendek Saat Terbang? Ini Alasannya
Latar Belakang Konflik: Posisi Pendek Gates
Konflik antara Musk dan Gates berasal dari posisi pendek yang tidak diumumkan oleh Gates terhadap saham Tesla, yang dilaporkan menyebabkan kerugian sekitar US$1,5 miliar untuk Gates. Hal ini diungkapkan dalam biografi 2023 tentang Musk yang ditulis oleh Walter Isaacson.
Ketika dihadapkan dengan pertanyaan tentang investasi tersebut dalam wawancara CNBC pada 2021, Gates memilih untuk tidak berkomentar mengenai posisinya, meskipun dia memuji pencapaian Tesla, menyebutnya sebagai "fantastis."
If Tesla does become the world’s most valuable company by far, that short position will bankrupt even Bill Gates — Elon Musk (@elonmusk) December 10, 2024
Namun, ketegangan mencapai puncaknya pada pertemuan di pabrik Tesla di Austin pada Maret 2022, di mana Gates dan Musk membahas filantropi dan perubahan iklim. Dalam buku Isaacson, dikisahkan bahwa Gates meminta maaf atas posisi pendeknya tersebut, tetapi Musk tetap tidak puas.
Musk menganggap langkah Gates tersebut hipokrit, terutama karena orang yang mengaku peduli pada perubahan iklim justru mempertaruhkan uangnya pada perusahaan yang mendukung kendaraan listrik.
“Bagaimana mungkin seseorang mengaku peduli dengan perubahan iklim dan kemudian melakukan sesuatu yang mengurangi investasi pada perusahaan yang paling banyak berkontribusi?” ujar Musk dalam buku Isaacson.
Baca Juga: Pasangan Pembeli Mobil Tesla Ini Terkejut Setelah Bandingkan Tagihan Listrik Mereka
Pengakuan Gates Terhadap Musk
Meskipun ketegangan tersebut, Gates tetap mengakui kontribusi Musk dalam dunia teknologi dan inovasi. Pada sebuah acara makan malam di Washington D.C., Gates mengatakan, "Tidak ada orang di zaman kita yang telah berbuat lebih banyak untuk mendorong batasan ilmu pengetahuan dan inovasi daripada dia."
Pengakuan ini menunjukkan bahwa meskipun perbedaan pandangan mereka, Gates tetap menghargai pencapaian Musk, terutama dalam hal pengembangan teknologi kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Saham Tesla telah mengalami lonjakan 56,91% tahun ini, sebagian besar dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam Pemilu 2024 dan hubungan yang semakin erat antara Musk dan Trump.
Hal ini juga berkontribusi pada pencalonan Musk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk.
Untuk menjadi perusahaan paling bernilai di dunia, Tesla harus mengalahkan raksasa teknologi seperti Microsoft, Meta Platforms, Alphabet (Google), NVIDIA, serta perusahaan minyak raksasa seperti Saudi Aramco.
Baca Juga: Mengenal Sosok Roberto del Rosario, Penemu Mesin Karaoke dari Filipina
Meskipun begitu, dengan strategi inovatif dan pencapaian yang terus berkembang, Tesla tampaknya siap untuk terus melaju ke depan.
Kekayaan Musk dan Gates
Saat ini, Elon Musk memimpin daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar US$376 miliar, sementara Bill Gates berada di posisi keenam dengan kekayaan bersih US$166 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index.
Perbedaan signifikan dalam kekayaan ini mencerminkan dominasi Musk dalam sektor teknologi dan kendaraan listrik, yang terus berkembang pesat.