kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,42   -14,31   -1.54%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed Naikkan Suku Bunga 25 bps, Buka Peluang Jeda dalam Siklus Pengetatan


Kamis, 04 Mei 2023 / 05:00 WIB
The Fed Naikkan Suku Bunga 25 bps, Buka Peluang Jeda dalam Siklus Pengetatan


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve kembali manikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (3/5) dan mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut.

Keputusan ini dilakukan untuk memberikan waktu bagi pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu resolusi kebijakan kebuntuan politik atas plafon utang AS dan memantau perkembangan inflasi.

Mengutip Reuters, Kamis (4/5), langkah ini menandai tahap baru manajemen bank sentral AS untuk pemulihan dari pandemi Covid-19, dan mungkin merupakan kenaikan suku bunga terakhir dari siklus pengetatan saat ini, dan meningkatkan perhatian terhadap risiko yang dihadapi perekonomian.

Baca Juga: Wall Street Bergerak Naik Menjelang Keputusan The Fed, Rabu (3/5)

Asal tahu saja, sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut dan mendorong suku bunga acuan overnight ke kisaran 5%-5,25%.

Dengan terbukanya pergeseran kebijakan ini, bank sentral tidak lagi mengatakan perlunya mengantisipasi kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Namun, The Fed hanya akan mengamati data yang masuk untuk menentukan apakah kenaikan suku bunga yang lebih tinggi patut untuk dilakukan.

Dalam pernyataan kebijakan Rabu (3/5) The Fed mengatakan bahwa dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat, pejabat akan mempelajari bagaimana kondisi ekonomi, inflasi dan pasar keuangan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Istilah baru ini memang tidak menjamin Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakan berikutnya pada bulan Juni, dan pernyataan tersebut mencatat bahwa inflasi tetap tinggi, dan perolehan pekerjaan masih kuat.

Pada konferensi pers setelah rilis pernyataan tersebut, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral masih memandang inflasi terlalu tinggi dan tetap khawatir dengan tekanan harga yang tinggi.

Karena itu, Powell mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir.

"Kami siap untuk kenaikan suku bunga lebih banyak jika diperlukan, dan pada pertemuan ini pejabat tidak memutuskan untuk menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Juni, dan apa yang terjadi selanjutnya pada suku bunga adalah keputusan yang akan dibuat oleh para pejabat pada pertemuan demi pertemuan," kata Powell.

Tetapi dia juga mengatakan dia melihat kebijakan moneter sedekat mungkin dengan tempat yang mungkin perlu jeda istirahat.

"Jika Anda menambahkan semua pengetatan yang terjadi melalui berbagai saluran, kami merasa seperti semakin dekat atau bahkan mungkin ada pada kebijakan moneter ketat dan itu memungkinkan bank sentral melakukan cukup banyak(kenaikan) suku bunga," kata Powell.

Dia juga mendorong kembali ekspektasi pasar tentang penurunan suku bunga tahun ini dan mengatakan itu sangat tidak mungkin terjadi.

"Kami di komite berpandangan bahwa inflasi akan turun tidak secepat itu, itu akan memakan waktu," katanya.

"Dan di dunia itu, jika ramalan itu benar secara luas, tidak tepat untuk memangkas suku bunga tahun ini."

Tingkat kebijakan Fed sekarang kira-kira sama seperti pada malam krisis keuangan 16 tahun yang lalu, dan berada pada tingkat yang diproyeksikan oleh mayoritas pejabat Fed pada bulan Maret sebenarnya akan cukup membatasi untuk mengembalikan inflasi ke target. Inflasi saat ini masih lebih dari dua kali lipat dari target level 2%.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Dipicu Kegelisahaan Plafon Utang dan Menanti FOMC, (2/5)

Fed mengatakan, pertumbuhan ekonomi tetap moderat, tetapi perkembangan terakhir cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi.

Powell juga mencatat bahwa dia masih bertahan untuk melakukan soft landing alias pendaratan lunak, dengan mengatakan bahwa kasus menghindari resesi dalam pandangannya lebih mungkin daripada mengalami resesi.

Soft landing adalah skenario di mana pengetatan moneter memperlambat ekonomi, dan inflasi, tanpa memicu resesi.

Risiko seputar kegagalan beberapa bank AS baru-baru ini dan kebuntuan batas utang antara Partai Republik di Kongres dan Presiden Demokrat Joe Biden telah menambah kewaspadaan Fed untuk mencoba memperketat kondisi keuangan lebih lanjut.

"Bagi saya kuncinya adalah perubahan satu kata, mengatakan bahwa mereka percaya bahwa mereka akan menentukan apakah kenaikan suku bunga di masa depan diperlukan, sedangkan terakhir kali mereka mengatakan bahwa mereka mengantisipasi bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York.

"Dengan kata menentukan sebagai ganti mengantisipasi, (itu) pada dasarnya memberi tahu pasar bahwa Fed sekarang berhenti."




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×