Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Gubernur The Fed Bank of San Francisco Mary Daly menyatakan bahwa waktu untuk memangkas suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) semakin dekat.
Hal ini menyusul sejumlah data yang menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja AS dan belum adanya tanda-tanda tekanan inflasi dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
“Saya bersedia menunggu satu siklus lagi, tetapi saya tidak bisa menunggu selamanya,” kata Daly, pada Senin (4/8/2025) merujuk pada keputusan The Fed pekan lalu yang mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%, meski sebagian pejabat dan Presiden Trump mendorong penurunan.
Baca Juga: Trump Segera Umumkan Gubernur The Fed dan Kepala Biro Statistik Baru, Ini Calonnya
Daly menegaskan bahwa meskipun pemangkasan pada pertemuan September belum dipastikan, setiap pertemuan kebijakan moneter ke depan kini menjadi "pertemuan yang layak dipertimbangkan untuk penyesuaian kebijakan".
Menurutnya, dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin seperti yang diproyeksikan para pejabat The Fed pada Juni lalu masih merupakan langkah yang tepat.
“Yang lebih penting bukan apakah itu terjadi pada September atau Desember, melainkan bahwa itu memang terjadi. Ada banyak kemungkinan jalur untuk mencapai dua kali pemangkasan,” ujarnya.
Namun, Daly juga membuka peluang bahwa The Fed dapat melakukan pemangkasan lebih dari dua kali, tergantung pada data ketenagakerjaan dan inflasi yang akan dirilis sebelum pertemuan FOMC berikutnya pada September.
Baca Juga: Trump Akan Umumkan Calon Pengganti Pejabat The Fed dalam Beberapa Hari ke Depan
“Kami tentu bisa memangkas kurang dari dua kali jika inflasi kembali meningkat atau pasar tenaga kerja membaik,” jelasnya.
“Tetapi skenario yang lebih mungkin adalah kita perlu memangkas lebih dari dua kali jika pasar tenaga kerja memasuki periode pelemahan dan belum ada tekanan inflasi yang berarti.”
Data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan bahwa hanya 73.000 pekerjaan baru tercipta pada Juli 2025.
Bahkan, data bulan sebelumnya direvisi turun signifikan, menjadi hanya 33.000 pekerjaan dalam dua bulan.
Meski begitu, Daly tidak melihat pasar tenaga kerja dalam kondisi kritis. Menurutnya, di tengah ketidakpastian ekonomi, angka mentah seperti jumlah pekerjaan baru seringkali kurang informatif dibandingkan indikator seperti tingkat pengangguran, yang hanya naik 0,1 poin menjadi 4,2% pada Juli.
Namun ia mengakui bahwa berdasarkan berbagai indikator, pasar tenaga kerja kini jauh lebih lemah dibandingkan tahun lalu.
“Saya akan menganggap pelemahan lanjutan sebagai sinyal negatif,” katanya.
“Saya masih nyaman dengan keputusan Juli, tetapi saya semakin tidak nyaman jika harus terus mengambil keputusan yang sama ke depan.”
Baca Juga: Harga Emas Naik 3 Hari Beruntun, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Terkait inflasi, Daly menegaskan belum ada bukti bahwa kenaikan harga akibat tarif mulai menyebar lebih luas.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika The Fed menunggu terlalu lama untuk memastikan hal tersebut proses yang bisa memakan waktu enam bulan hingga setahun maka The Fed bisa terlambat mengambil tindakan.
“Kita kini berada pada titik di mana kebijakan moneter harus mempertimbangkan trade-off antara menekan inflasi dan memastikan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja,” pungkas Daly.
“Itulah mengapa saya tidak melihat pemangkasan Juli sebagai hal yang mendesak, tetapi saya juga semakin yakin bahwa kebijakan saat ini mulai tidak sejalan dengan kondisi ekonomi.”