Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Federal Reserve telah kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (3/5). Beragam ekspetasi bermunculan apakah ini menjadi kenaikan yang terakhir dan mulai menurunkan suku bunga tahun ini.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan inflasi tetap menjadi perhatian utama, dan karena itu terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir.
"Kami siap untuk berbuat lebih banyak," katanya seperti dikutip dari Reuters (4/5), dengan keputusan kebijakan mulai Juni dan seterusnya akan dibuat berdasarkan pertemuan demi pertemuan.
Baca Juga: Pimpinan The Fed: Gagal Bayar Utang AS Memiliki Konsekuensi Beragam
Dia juga menolak ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini, mengatakan langkah seperti itu tidak mungkin terjadi. Dia menilai inflasi akan turun tidak secepat itu dan akan memakan waktu.
“jika ramalan itu benar secara luas, tidak tepat untuk memotong harga tahun ini,” ujarnya.
Hanya saja, Powell sepakat bahwa bank sentral telah cukup melakukan pemulihan dengan suku bunga, terutama mengingat tekanan yang berkembang dalam ekonomi, kemungkinan bahwa pengetatan kredit oleh bank dapat memperlambat ekonomi lebih dari yang diharapkan dan berharap bahwa resesi dapat dihindari.
Tingkat kebijakan Fed sekarang kira-kira sama seperti pada malam krisis keuangan yang tidak stabil 16 tahun yang lalu, dan berada pada tingkat yang diproyeksikan oleh mayoritas pejabat Fed pada bulan Maret yang dinilai cukup membatasi untuk mengembalikan inflasi ke target 2% bank sentral.
The Fed melihat perkembangan terakhir cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi.
Baca Juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 25 bps, Buka Peluang Jeda dalam Siklus Pengetatan
Powell mencatat bahwa beberapa data baru-baru ini tentang penurunan lowongan kerja dan pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah, ditambah dengan pengangguran yang rendah secara historis, mendukung gagasan bahwa ekonomi dapat melambat tanpa peningkatan pengangguran yang dramatis.
"Kasus menghindari resesi dalam pandangan saya lebih mungkin terjadi daripada mengalami resesi," kata Powell.
Saham AS awalnya menahan kenaikan setelah rilis pernyataan Fed, tetapi kemudian jatuh pada sore hari dan ditutup lebih rendah. Imbal hasil sekuritas Treasury AS turun tajam, sementara dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang.