Sumber: Bloomberg, Reuters |
NEW DELHI. Masyarakat India memulai festival Diwali pada Selasa (13/11). Festival terpenting dalam kalender Hindu tersebut akan dirayakan oleh seluruh warga India selama lima hari, dengan menyalakan lampu, lilin, dan kembang api. Festival Diwali, disebut juga festival cahaya, menandai awal tahun baru Hindu dan Gujarati.
Umat Hindu akan menghiasi rumah mereka dengan hiasan diyas dan membuat pola rangoli di halaman dan depan pintu gerbang. Mereka akan menempatkan bunga dan daun mangga di pintu dan jendela, termasuk menempatkan lilin di atap, kamar, dapur, dan kamar mandi.
Di hari perayaan itu, umat Hindu akan memuja Dewa Ganesha dan Dewi Lakshmi yang merupakan dewi kekayaan dan kemakmuran. Selain itu, Diwali juga merupakan waktu yang tepat untuk bertukar hadiah dan permen dengan teman-teman, kerabat, dan tetangga.
Tidak hanya di India, festival Diwali juga dirayakan oleh masyarakat Hindu di negara-negara lain. Di kota Leicester, Inggris, puluhan ribu masyarakat merayakan festival tersebut. Pesta di Leicester itu, dikatakan merupakan festival Diwali terbesar di luar India.
Perayaan Diwali telah memicu konsumsi masyarakat India. Oleh karena itu, menjelang dimulainya festival itu, beberapa harga-harga seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan emas mengalami kenaikan.
Seperti dilaporkan Reuters, harga emas perhiasan di India melesat karena masyarakat berbondong-bondong membeli emas untuk menyambut Dewi Lakshmi yang merupakan dewi kekayaan. Masyarakat India percaya, emas akan membawa berkah dan keberuntungan bagi keluarga.
Menurut salah satu pemilik toko perhiasan di Mumbai, harga emas naik 10% pada tahun ini menjadi Rs 32.000 atau sekitar US$ 585,87 per 10 gram dari tahun lalu Rs 27.000 atau sekitar US$ 494,32 per 10 gram. "Tahun ini sudah jauh lebih tinggi," katanya.
Prithviraj Kothari, mantan Presiden Bombay Bullion Association Ltd (BBA), mengatakan selain Fstival Diwali, kenaikan harga emas juga lantaran banyaknya pernikahan di negeri Sungai Gangga tersebut. "Ada banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk juga depresiasi nilai tukar rupee," katanya.
Mohit Kamboj, Presiden BBA, menambahkan kenaikan harga emas di India lebih karena volume impor emas yang menurun. Dari 967 ton tahun lalu menjadi 550 ton pada tahun ini.